Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi kawasan euro mulai menunjukkan pergerakan setelah banyak negara Benua Biru melonggarkan karantina wilayah atau lockdown. Meski demikian, indeks manufaktur masih berada pada posisi tertekan.
IHS Markit merilis Purchasing Managers' Index (PMI) kawasan euro untuk Juni 2020 yang naik menjadi 47,5 dari sebelumnya 31,9 pada Mei. Angka untuk Jerman, ekonomi terbesar Eropa, juga meningkat hingga 45,8 dari bulan sebelumnya sebesar 32,3. Sementara itu, indeks Prancis secara tak terduga melonjak di atas 50.
Laporan tersebut merangkum situasi bisnis di Eropa yang dibuka kembali setelah pembatasan karena pandemi virus Corona diangkat. Namun, kondisi permintaan masih lemah dan jauh dari normal. Bahkan dengan rebound tajam tersebut, masih terdapat ketidakpastian besar tentang implikasi jangka panjang pandemi.
Markit memprediksi ekonomi kawasan euro menyusut lebih dari 8 persen tahun ini dan memperingatkan bahwa momentum pemulihan bisa memudar setelah percepatan di awal. Tahap ini bisa memakan waktu sampai tiga tahun hingga kawasan ini dapat mencapai tingkat PDB sebelum pandemi.
Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa Francois Villeroy juga memberi pandangan yang serupa bahwa percepatan di awal ini tidak akan bertahan lama.
"Jika saya harus memberi bentuk pada pemulihan, saya akan mengatakan bentuknya setengah [kurva] V karena Eropa naik sangat cepat dan kami memperkirakan akan terus naik dengan lambat," katanya, dilansir Bloomberg, Selasa (23/6/2020).
Baca Juga
Sementara itu, pemangkasan tenaga kerja akan semakin membebani permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa memangkas ribuan pekerjaan, dan Airbus SE Prancis juga berupaya mengurangi jumlah karyawan.
"Kami tetap sangat berhati-hati dengan kekuatan dan keberlanjutan dari setiap rebound ekonomi. Pasar kerja tetap menjadi bidang perhatian khusus, terutama jika permintaan gagal untuk naik tajam dalam beberapa bulan mendatang," kata Kepala Ekonom Bisnis di Markit Chris Williamson.
Sedangkan di Jerman, angka PMI 45,8 pada Juni 2020 menunjukkan peningkatan aktivitas produsen dan penyedia layanan. Phil Smith, seorang ekonom di IHS Markit, menyebutkan bahwa kedua sektor itu sudah melampaui situasi terburuknya.
Bisnis di ekonomi terbesar Eropa itu telah dibuka kembali secara bertahap, meskipun sentimen tetap lemah dan pemangkasan tenaga kerja meningkat. Investor melihat tanda-tanda bahwa pemulihan telah dimulai, menggarisbawahi harapan bahwa ekonomi akan tumbuh lagi pada paruh kedua 2020.
"Ini kemungkinan akan menjadi pemulihan yang berlarut-larut karena gangguan terkait virus Corona dan ketidakpastian terus membebani permintaan," kata Smith.