Bisnis.com, JAKARTA – Penasihat Perdagangan Gedung Putih Pete Navarro buru-buru mengklarifikasi pernyataannya soal kesepakatan dagang Amerika Serikat-China yang seketika menyulut reaksi pasar.
Menurut Navarro, komentarnya itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan kesepakatan perdagangan Fase I yang terus berlangsung hingga kini.
“Komentar saya diterima di luar konteks. Komentar itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kesepakatan perdagangan Fase I, yang terus berlangsung,” ujar Navarro, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (23/6/2020).
“Saya hanya berbicara dengan berdasar pada kurangnya kepercayaan yang kita miliki saat ini tentang Partai Komunis China setelah mereka berbohong tentang asal-usul virus [Corona] China dan menyebarkan sebuah pandemi ke dunia,” lanjutnya.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Fox News pada Senin (22/6/2020) waktu setempat, Navarro mengatakan Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan perdagangan dengan China ketika para pejabat intelijen semakin yakin bahwa pandemi virus corona (Covid-19) berasal dari laboratorium di kota Wuhan.
“Sudah berakhir. Titik baliknya adalah mereka [China] datang pada 15 Januari untuk menandatangani perjanjian perdagangan tersebut dan itu adalah dua bulan penuh setelah mereka tahu virusnya sudah muncul,” ungkap Navarro.
Baca Juga
Kebingungan atas komentar yang dibuat oleh penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro tentang kesepakatan perdagangan AS-China seketika mengguncang pasar mulai dari indeks kontrak berjangka AS hingga pergerakan nilai tukar yuan terhadap dolar AS.
Indeks kontrak berjangka S&P 500 merosot 1,6 persen dan yuan offshore melemah 0,4 persen pada perdagangan Selasa pagi, setelah beberapa outlet media mengatakan bahwa pernyataan yang dibuat itu menunjukkan kesepakatan perdagangan telah berakhir.
Namun, setelah Navarro menyampaikan klarifikasinya, indeks kontrak berjangka AS menghapus hampir seluruh pelemahannya, sedangkan nilai tukar yuan bergerak fluktuatif.
Kebingungan atas komentar Navarro muncul dengan latar belakang hubungan yang memburuk dengan cepat antara AS dan China, mulai dari soal pandemi Covid-19, Hong Kong, hingga hak asasi manusia. Fokus pasar juga beralih ke implementasi kesepakatan perdagangan 'fase satu' yang ditandatangani pada Januari.
Sementara itu, pejabat pemerintah China telah bersikeras bahwa mereka berniat untuk tetap berpegang pada kesepakatan antara kedua negara.
Navarro sebenarnya bukanlah suara yang menentukan masa depan kesepakatan perdagangan ini. Arsitek perjanjian itu, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, pekan lalu mengatakan bahwa perjanjian fase satu dapat ditegakkan dan AS sepenuhnya bermaksud untuk mewujudkannya.