Bisnis.com, JAKARTA - Dua lagi anggota tim kampanye Presiden AS Donald Trump yang hadir di Tulsa, Oklahoma dinyatakan positif terkena virus corona atau Covid-19, sehingga totalnya menjadi enam orang.
Hal itu disampaikan juru bicara kampanye Trump kemarin Senin (22/6/2020) waktu setempat. Kampanye pertama Trump setelah wabah Covid-19 menyerang AS sejak Maret dilakukan pada Sabtu sebagai tahap pendahuluan sebelum kampanye umum digelar dan enam dari anggota staf pendahuluan kampanye telah diuji positif.
"Setelah serangkaian tes dilakukan untuk staf kampanye di Tulsa, dua anggota tambahan dari tim pendahulu dinyatakan positif terkena virus corona," kata juru bicara, Tim Murtaugh seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (23/6/2020).
Padahal staf tersebut menghadiri kampanye mengenakan masker selama acara berlangsung.
Kampanye perdana Presiden AS Donald kemarin sangat mengecewakan karena jumlah pendukungnya yang hadir jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan
Trump sebelumnya membual awal pekan ini bahwa hampir satu juta orang telah meminta tiket untuk acara tersebut di Bank of Oklahoma Center Tulsa. Akan tetapi, arena itu hanya dipenuhi 19.000 kursi atau jauh dari kapasitas 100.000 kursi.
Sementara itu rencananya untuk mengatasi kemungkinan pendukungnya "meluber" dibatalkan. Pihaknya berdalih ada kekhawatiran karena mengadakan kampanye saat terjadi pandemi Covid-19.
Kasus Covid-19 AS
Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat wabah Covid-19 di AS telah melewati 120.225, 000 orang, menurut laporan terbaru dari Universitas John Hopkins.
Catatan suram terbaru itu muncul setelah pejabat kesehatan meningkatkan kekhawatiran tentang kasus "yang melonjak" di AS bagian selatan dan barat.
Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Florida telah melampaui angka 100.000, sementara pasien Covid-19 di delapan rumah sakit di Houston meningkat tiga kali lipat pada bulan lalu menjadi 1.400 orang
Jumlah kasus Covid-19 yang baru dikonfirmasi di AS telah mencapai 26.000, atau naik dari 21.000 per hari dari dua minggu lalu.
Marc Boom, CEO jaringan rumah sakit Houston, mengatakan: "Ini seperti bola salju. Kita pasti akan melihat lebih banyak orang meninggal akibat lonjakan ini."