Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Pendukung Jokowi Kurang Tertarik Dukung Anies Baswedan?

Burhanuddin menjelaskan setidaknya ada dua variabel yang mempengaruhi elektabilitas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan evaluasi PSBB tahap III di DKI Jakarta, Kamis (4/6/2020)./Dok.PPID
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan evaluasi PSBB tahap III di DKI Jakarta, Kamis (4/6/2020)./Dok.PPID

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik pada Mei 2020 menunjukkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun setelah hadirnya pandemi Covid-19.

Menurut Direktur Eksekutif lembaga tersebut, Burhanuddin Muhtadi, turunnya elektabilitas Anies disebabkan oleh pemilih partisan di Pilpres 2019.

Burhanuddin menjelaskan setidaknya ada dua variabel yang mempengaruhi elektabilitas. Pertama, popularitas. Kedua, sikap partisan. Dalam kasus Anies, menurutnya, popularitas sudah sangat tinggi, namun tidak disukai pemilih yang sebelumnya sudah memiliki tendensi mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.

"Orang memilih bukan karena semata kinerja. Ada faktor lain, misal pilihan di 2019," kata Burhanuddin dalam webinar di Cokro TV yang disiarkan melalui Youtube, mInggu (21/6/2020).

"Kenapa pendukung Pak Jokowi kurang tertarik dukung Mas Anies? Ini jawabannya partisan."

Survei Indikator pada Mei 2020, menunjukkan elektabilitas Anies turun 2 persen, dari survei Februari 2020. Pada Februari Anies mendapat 12,1 persen, sementara Mei 10,4 persen.

Covid-19, kata dia, membuat elektabilitas beberapa nama kepala daerah meningkat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, misalnya, naik dari 3,8 persen menjadi 7,7 persen.

Angka ini, menurutnya, karena Ridwan responsif menangani pandemi, dan mendapat sorotan dari media.

Namun, dalam kasus Anies berbeda. Ia justru menjadi kepala daerah yang paling dikenal dibanding yang lain. Tapi justru karena sudah populer, maka meski pun kebijakannya banyak disorot media, tapi hal itu tidak banyak berpengaruh.

"Di survei bulan Februari Mas Anies ini dikenal. Artinya kalau sering tampil di media itu tidak terlalu banyak gunanya. Jadi kalau sudah dikenal lebih dari 90 persen, ruang menaikkan elektoral bukan dari popularitas. Tapi dari kinerja, tingkat kesukaan, dan seterusnya," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan tingkat kesukaan kepada Anies, menurut surveinya di bulan Februari lebih rendah dibanding rata-rata kepala daerah. Anies berada di angka 60 persen, sementara kepala daerah lain tingkat disukainya tidak ada yang di bawah 80 persen.

Tingkat kesukaan ini, menurutnya sulit diubah. Tidak seperti popularitas. Karena akan lebih sulit membuat orang berubah pandangan dari tidak suka menjadi suka, ketimbang dari tidak kenal menjadi kenal.

"Padahal menurut voting behaviour akan jauh lebih mudah meningkatkan elektabilitas dari sisi popularitas ketimbang dari sisi peningkatan kesukaan," tuturnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper