Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Pekerja Terinfeksi Corona, Pabrik Daging di Jerman Diminta Tutup

Sebanyak 657 pekerja Toennies GmbH, dari 1.000 yang menjalani tes, menunjukkan hasil positif infeksi corona.
Suasana menjelang sore di kawasan Romerberg, Frankfurt-Jerman, ketika virus corona (Covid-19) mulai menyebar di negara-negara di kawasan Eropa awal Februari 2020. BISNIS.COM-Nurbaiti
Suasana menjelang sore di kawasan Romerberg, Frankfurt-Jerman, ketika virus corona (Covid-19) mulai menyebar di negara-negara di kawasan Eropa awal Februari 2020. BISNIS.COM-Nurbaiti

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu perusahaan pengolahan daging di Jerman diminta untuk menutup fasilitas produksinya setelah ratusan pekerja terinfeksi virus corona.

Sebanyak 657 pekerja Toennies GmbH dari 1.000 yang dites menunjukkan hasil positif. Perusahaan ini berlokasi dekar Geutersloh, Jerman bagian barat. Otoritas setempat melaporkan lebih dari 73 kasus tambahan pada Kamis (18/6/2020).

Sekolah-sekolah dan pusat penitipan anak pun diminta untuk tutup mulai Jumat ini sampai libur musim panas, yang dimulai pada 26 Juni 2020.

Sven-Georg Adenaur, administrator di distrik Geutersloh, mengatakan kemungkinan virus disebarkan oleh para pekerja yang berasal dari negara lain, seperti Romania, yang kembali seusai pulang kampung, seiring dengan pelonggaran pengawasan batas dalam beberapa minggu terakhir.

Seluruh pekerja di Toennies, yang sebanyak 6.800 orang, telah dites empat minggu lalu sebagai langkah pencegahab dan hanya 8 orang yang dinyatakan positif.

"Kami sekarang mengetahui di mana titik utama penyebaran virua dan oleh karena itu mengapa kami tidak ingin mengunci seluruh wilayah karena hanya akan menjadi musibah," ujar Adenauer seperti dilansir Bloomberg, Kamis (18/6/2020).

Fasilitas pengolahan daging menjadi pusat penyebaran virus di negara lainnya, seperti di Amerika, Eropa, dan Australia.

Saat ini, AS menjadi negara dengan kasus terbanyak, ribuan dari pekerja telah dites dan dinyatakan positif sehingga fasilitas produksi pun ditutup dan menyebabkan kekurangan pasokan di pasar ritel serta jaringan restoran fast food.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper