Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral China menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem keuangan dengan menawarkan pinjaman jangka menengah kepada bank-bank.
Menurut sebuah pernyataan pada Senin (15/6/2020), People’s Bank of China (PBOC) menambahkan 200 miliar yuan (US$28 miliar) melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) sebesar 2,95 persen.
Langkah ini sudah diantisipasi setelah PBOC pekan lalu mengutarakan rencana untuk melancarkannya pada Senin, tergantung pada permintaan.
Sebelumnya, otoritas moneter Negeri Tirai Bambu tersebut memperkenankan pinjaman sebesar 500 miliar yuan untuk jatuh tempo pada 8 Juni.
Sedikitnya uang tunai senilai 2,7 triliun yuan akan menguap dari sistem keuangan negara pada bulan Juni seiring dengan jatuh tempo utang bank jangka pendek dan pinjaman.
Hal itu memberi tekanan pada PBOC untuk mempertahankan sikap kebijakan yang suportif tanpa memicu gelembung kredit.
Baca Juga
Meski otoritas China telah memangkas suku bunga sebanyak beberapa kali tahun ini, mereka menghindari stimulus besar-besaran yang dilakukan negara-negara besar lainnya untuk mencegah memperburuk masalah utang yang besar.
Bank sentral China telah melakukan operasi MLF pada tanggal 15 bulan yang sama atau hari kerja pertama setelah tanggal itu. Menurut para analis, pola ini dapat membantu menstandarisasi operasi pasar terbuka dan meningkatkan transparansi kebijakan moneter.
Secara terpisah, PBOC menyetujui reverse repurchase agreement 7 hari bernilai 120 miliar yuan untuk jatuh tempo pada Senin, seperti dilansir dari Bloomberg.