Bisnis.com, JAKARTA - Penembakan fatal terhadap seorang pria kulit hitam oleh seorang perwira polisi kulit putih Atlanta dan kematian seorang pria kulit hitam lain yang ditemukan tergantung di sebuah pohon di luar balai kota California memicu aksi protes anti-rasisme baru pada akhir pekan ini di Amerika Serikat (AS).
Kemarin pagi waktu setempat, polisi Atlanta mengumumkan bahwa seorang perwira, Garrett Rolfe, telah dipecat setelah menembak mati Rayshard Brooks, 27, pada Jumat (11/6/2020) malam. Sedangkan, seorang perwira lain, Devin Brosnan, telah dialihtugaskan ke bagian tugas administrasi.
Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms mengumumkan telah menerima surat pengunduran diri Kepala Kepolisian Atlanta, Erika Shields setelah anak buahnya menembak mati Brooks.
"Saya tidak percaya bahwa ini adalah penggunaan kekuatan mematikan yang dibenarkan," kata Bottoms seperti dikutip Huffpost.com, Senin (15/6/2020).
Sekitar 150 pengunjuk rasa berbaris di luar restoran Wendy's di luar tempat Brooks ditembak.
Aksi itu menyalakan kembali demonstrasi yang sebagian besar membara di Georgia hampir tiga minggu setelah George Floyd, seorang pria kulit hitam lainnya, meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menekankan lututnya ke leher pria itu.
Baca Juga
The Wendy terbakar pada pada Sabtu (12/6/2020) malam setelah massa yang tidak terkendali. Sedangkan Biro Investigasi Georgia mengatakan bahwa Brooks, yang terlihat di video kamera tengah tidur di mobil yang menghalangi jalur drive through Wendy sebelum ditembak mati.
Polisi Atlanta mengatakan kemarin bahwa 36 orang telah ditangkap sehubungan dengan aksi protes, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara itu, Aljazeera.com melaporkan bahwa di tengah protes menentang penganiayaan rasial dan ketidakadilan di seluruh AS, keluarga seorang lelaki kulit hitam berusia 24 tahun yang ditemukan tergantung di sebuah pohon di Palmdale, California meminta jawaban atas kematian tersebut.
Pada Sabtu (12/6/2020), ratusan orang berbaris di Palmdale setelah kematian Robert Fuller, yang ditemukan digantung di pohon dekat Balai Kota awal Rabu.
Pihak kelurga memenyatakan tidak percaya kalau Fuller disebut bunuh diri.
Karena itu, dia menuntut aparat keamanan untuk melakukan penyelidikan atas kematian saudaranya tersebut.