Bisnis.com, JAKARTA – Hakim pengadilan tinggi Brasil memerintahkan kementerian kesehatan negara ini untuk melanjutkan kembali publikasi data terperinci tentang wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Langkah tersebut diambil di tengah tudingan bahwa pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro telah berusaha menyembunyikan angka-angka yang sebenarnya.
Hakim Alexandre de Moraes memberi pemerintah waktu selama 48 jam untuk kembali pada format yang digunakan hingga 4 Juni. Format laporan ini mencakup peningkatan angka kasus dan kematian secara harian akibat virus tersebut serta data kumulatif sejak awal wabah.
Kemenkes Brasil diketahui menanggalkan model itu pada Jumat (5/6/2020), sehingga menyulut tudingan dari para ahli medis, termasuk mantan Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta, bahwa mereka berupaya menutupi jumlah sebenarnya.
Menteri Kesehatan interim Eduardo Pazuello kemudian mengkonfirmasi bahwa kementerian akan melanjutkan kembali publikasi data seperti sebelumnya.
Pada Selasa (9/6/2020) malam waktu setempat, negara-negara bagian Brasil melaporkan 32.091 kasus baru dan 1.272 kematian baru. Dengan demikian, total jumlah kasus Covid-19 di Brasil sebesar 739.503, dengan 38.406 orang di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga
Tak lama kemudian, pihak kemenkes melaporkan angka-angka yang sama dan muncul secara keseluruhan di situs web kementerian.
Dalam keputusan yang dipublikasikan sebelumnya pada Selasa, Hakim de Moraes menuliskan bahwa pengumpulan dan publikasi data sangat penting untuk mengarahkan kebijakan-kebijakan publik.
“Konstitusi Brasil secara tegas mengabadikan prinsip pengungkapan sebagai salah satu vektor yang sangat diperlukan untuk sektor publik, memberikannya prioritas mutlak dalam manajemen administrasi dan menjamin akses penuh ke informasi untuk seluruh masyarakat," tulis Moraes, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Keputusan ini merupakan perkembangan terakhir dalam kontroversi tentang cara pemerintah merilis data di salah satu hotspot Covid-19 terbesar di dunia ini.
Pertanyaan seputar data Covid-19 tumbuh pekan lalu ketika kemenkes menghapus database virus dari situs webnya dan menyatakan akan mengubah cara menghitung kematian yang dikaitkan dengan pandemi ini. Sejauh ini, Brasil telah mencatat jumlah kasus terbanyak kedua di dunia, sementara puncak wabah masih beberapa pekan lagi.
Pada Minggu (7/6/2020), kantor pers kepresidenan berdalih bahwa kemenkes berusaha untuk memberi gambaran yang lebih akurat tentang "momen" penyakit ini dengan perubahan metodologinya. Tetap saja, pihak kementerian memutuskan untuk melanjutkan publikasi datanya di tengah tudingan manipulasi.
Pada Selasa, Menteri Pazuello mengatakan bahwa pemerintah meluncurkan alat baru dan tidak memanipulasi data virus. Informasi tentang pandemi corona dikatakannya harus lengkap dan mudah diakses.