Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Asia Tengah dan Eropa Diproyeksi Kena Resesi Tahun Ini

Bank Dunia memperkirakan ekonomi regional Asia Tengah dan Eropa diproyeksikan terkontraksi hingga 4,7 persen pada 2020, jatuh cukup dalam dari prediksi Januari 2020 yang tumbuh sebesar 3,6 persen.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA - Eropa diperkirakan salah satu negara yang ekonominya akan jatuh ke ambang resesi tahun ini karena pandemi virus corona.

Proyeksi terbaru Bank Dunia menunjukkan, ekonomi regional Asia Tengah dan Eropa diproyeksikan terkontraksi hingga 4,7 persen pada 2020, jatuh cukup dalam dari prediksi Januari 2020 yang tumbuh sebesar 3,6 persen.

"Resesi yang hampir sama ketika krisis finansial global 2008 menyerang," tulis Bank Dunia dalam laporan bertajuk Global Economic Prospects, dikutip Selasa (9/6/2020).

Di Eropa Tengah, ekonomi diprediksi terkontraksi sebesar 5 persen, dibandingkan prediksi Januari yang tumbuh sebesar 2,9 persen. Sedangkan Eropa Timur diperkirakan terkontraksi 3,6 persen dibandingkan proyeksi Januari tumbuh 2,4 persen. Ekonomi Asia Tengah juga terkontraksi 1,7 persen dibandingkan dengan proyeksi Januari tumbuh 3,7 persen.

Anjloknya pendapatan domestik bruto (PDB) di kawasan ini disebabkan penurunan tajam pada harga komoditas, pariwisata, pengiriman uang atau remitansi, kinerja ekspor, dan disrupsi rantai pasokan, serta kejatuhan pasar finansial.

Sementara itu, pertumbuhan pada 2021 diperkirakan sebesar 3,6 persen seiring dengan harga komoditas global yang perlahan pulih, penguatan perdagangan, dan permintaan domestik yang tumbuh.

Kedatangan turis sangat terpukul di regional ini. Dampaknya paling tinggi di negara-negara seperti Albania, Kroasia, Georgia, Montenegro, dan Turki dimana pariwisata berkontribusi signifikan pada PDB. Beberapa negara tersebut bisa jadi mengalami pemulihan yang lambat pada 2021 karena industri pariwisata yang lambat berputar kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper