Bisnis.com, JAKARTA — Paolo Gantiloni, Komisioner Ekonomi Uni Eropa, mengumumkan kabar besar yang sempat bikin nilai tukar euro terhadap dolar AS naik 0,4 persen dan saham Euro Stoxx naik 2,2 persen pada perdagangan Rabu (27/5/2020).
Dia menyatakan UE akan mengeluarkan kebijakan yang jadi titik balik terhadap krisis akibat pandemi Covid-19.
Kebijakan yang dimaksudnya adalah penyaluran stimulus senilai 750 miliar euro (sekitar Rp12.135,21 triliun, kurs Bank Indonesia Rp16.180,285 per euro) terhadap negara-negara anggotanya. Dari nominal ini, 500 miliar euro akan disalurkan dalam bentuk bantuan, sedangkan 250 miliar euro sisanya dalam bentuk pinjaman dengan bunga rendah.
Kebijakan ini memang belum bersifat final dan masih akan melewati tahap persetujuan dari 27 negara anggota UE. Namun, menurut laporan Bloomberg, besar kemungkinan nominal akhirnya nanti tidak akan beda jauh dari angka dalam proposal yang disebut Gantiloni.
Apabila itu terealisasi, artinya nominal stimulus UE akan menjadi rekor bantuan untuk krisis terbesar di Eropa sejak era Perang Dunia 2. Rekor sebelumnya masih dicatatkan oleh Marshall Plan, program bantuan yang dicetuskan AS untuk membantu negara-negara Eropa Barat selepas Perang Dunia 2 dengan nilai US$15 miliar.
Indikasi mengenai angka besar ini sebenarnya sudah ditebar Presiden Komisioner UE Ursula von der Leyen sejak berhari-hari lalu.