Bisnis.com, JAKARTA - Inggris dan Jepang memulai pembicaraan perdagangan pada hari ini, Selasa (9/6/2020).
Pembicaraan ini bertujuan untuk menggantikan perjanjian perdagangan bebas yang saat ini dinikmati Inggris dan Jepang melalui Uni Eropa.
Pemerintah Inggris memiliki nilai perdagangan dengan Jepang, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu, hingga lebih dari 31 miliar poundsterling atau US$39 miliar pada tahun lalu.
Dengan pembicaraan ini, Inggris berharap bisa membangun kesepakatan dagang serupa dengan perjanjian Uni Eropa-Jepang, yang ditandatangani pada 2018.
Perjanjian itu tidak akan lagi digunakan Inggris ketika Brexit efektif pada akhir 2020. Mengamankan kesepakatan perdagangan adalah prioritas utama bagi Inggris karena akan membentuk kembali hubungan ekonominya dengan dunia pasca-Brexit.
Tanpa kesepakatan baru dengan Jepang pada 1 Januari 2021, berdasarkan ketentuan WTO, kedua negara akan mengalami 'default' perdagangan. Jika demikian, keduanya akan dikenakan tarif dan hambatan baru untuk perdagangan. Jepang adalah mitra dagang non-UE terbesar keempat di Inggris.
"Kami bertujuan untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas komprehensif yang melangkah lebih jauh dari kesepakatan yang sebelumnya disepakati dengan Uni Eropa, dengan menetapkan standar ambisius dalam bidang-bidang seperti perdagangan digital dan jasa," kata Sekretaris Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss, seperti dikutip dari Bloomberg.
Truss menegaskan kesepakatan ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk bisnis dan pergerakan individu di setiap wilayah dan Inggris.