Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Desak Pemimpin New York Tindak Tegas Demonstran Brutal

Trump mengancam akan turun tangan menertibkan New york jika para pemimpin di New York City tidak menindak tegas demonstran yang bertindak di luar batas.
Suasana demontastrasi atas kematian George Floyd di New York, Amerika Serikat, Senin (1/6/2020).  Bloomberg/Getty Images/John Moore
Suasana demontastrasi atas kematian George Floyd di New York, Amerika Serikat, Senin (1/6/2020). Bloomberg/Getty Images/John Moore

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Donald Trump mendesak para pemimpin di New York City untuk menindak tegas aksi protes yang bertindak di luar batas di kota itu. Trump memperingatkan dia akan turun tangan jika mereka tidak mampu meredamnya.

"Jika mereka tidak segera menyelesaikannya, saya akan membereskannya," kata Trump mengenai New York dalam sebuah wawancara dengan mantan Sekretaris Persnya Sean Spicer di NewsMax TV, seperti dikutip Bloomberg.

Pernyataan tersebut muncul ketika Trump dan Spicer membahas apakah presiden akan berusaha mengerahkan militer AS untuk membubarkan aksi protes. "Saya rasa kita tidak harus [mengerahkannya]," kata Trump.

Presiden secara luas mengkritik dan menolak pengunjuk rasa dalam wawancara tersebut. Ia mencatat bahwa demonstrasi tersebut melanggar pedoman social-distancing untuk mengekang penyebaran wabah virus corona.

"Saya menyaksikan para demonstran ini dan mereka yang mengklaim social-distancing dan yang lainnya, itu sangat menarik," kata Trump.

Trump mengecam para pengunjuk rasa yang berkumpul dalam jumlah ribuan.

"Mereka melakukan itu [social-distancing] tapi kemudian mereka berkumpul dengan ribuan orang lain ketika mereka berteriak [dalam demonstrasi] ini bukan hal yang baik," ujar Trump.

Trump juga memprediksi bahwa Demokrat akan kalah dalam pemilihan umum November karena "mereka lemah " dan mengklaim memiliki andil untuk menghentikan aksi protes di Minneapolis, di mana demonstrasi tersebut dimulai.

Media Minneapolis Star-Tribune melaporkan pada Rabu bahwa kota itu telah mengalami dua malam yang relatif tenang setelah sepekan penuh aksi protes, kerusuhan dan penjarahan, dengan kerugian diperkirakan mencapai US$55 juta.

 Gubernur negara bagian itu, Tim Walz, memberlakukan jam malam di Minneapolis dan St. Paul pekan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper