Bisnis.com, JAKARTA - Kenormalan baru atau new normal akan mudah dipahami dan dijalankan jika tidak ada ketakutan melainkan kewaspadaan di tengah masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan penyajian data Covid-19 yang lebih komprehensif dan transparan di tiap-tiap daerah.
Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia Arif Budisusilo mengatakan bahwa data yang transparan dan komprehensif akan membantu masyarakat untuk lebih waspada. Walhasil, masyarakat di daerah zona hijau akan lebih tenang untuk kembali bekerja.
"Ekonomi mati suri karena penyakit psikologis. Orang jadi takut keluar rumah. Supaya orang berani keluar rumah mereka harus tahu kondisi penyebaran Covid-19 di daerahnya seperti apa?," ujarnya dalam diskusi virtual bersama Menteri Koordinartor Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (3/6/2020).
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga mengatakan bahwa data Covid-19 telah disajikan selengkap mungkin di tiap-tiap daerah.
Namun, lebih dari itu, permasalahan utama yang kini dihadapi pemerintah adalah angka pengangguran yang semakin tinggi akibat dampak pandemi.
Pasalnya, banyak sektor industri yang merugi akibat pandemi sehingga harus mengurangi biaya, salah satunya melalui pemutusan hubungan kerja para pekerjanya.
"Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan sudah ada sekitar 3 juta orang kehilangan pekerjaan. Hal ini juga terlihat dari pengajuan Kartu Prakerja yang mencapai 10 juta orang. Ini juga yang terus kita tangani sekarang," ujar Airlangga.
Seperti diberitakan sebelumnya, Airlangga mengatakan saat ini pemerintah tengah mematangkan kebijakan new normal.
Menurutnya, kebijakan normal baru bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sekaligus memutus mata rantai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tanah Air.
“Kami sedang matangkan kebijakan ini [kenormalan baru],” ujar Airlangga.