Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantu UKM, Bank Sentral China Umumkan Rencana Stimulus US$56 Miliar

Bank sentral China mengumumkan kebijakan baru untuk meningkatkan pasokan pinjaman kepada ekonomi riil.
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral China mengumumkan kebijakan baru untuk meningkatkan pasokan pinjaman kepada ekonomi riil.

Dalam pernyataan pada Senin (1/6/2020), People’s Bank of China (PBOC) mengatakan akan secara sementara membeli kredit yang dibuat untuk usaha kecil dan menengah dari beberapa bank lokal.

Rencana ini akan menggunakan dana senilai 400 miliar yuan (US$56 miliar) dari program terpisah untuk membeli 40 persen kredit tanpa jaminan ke perusahaan kecil dan menengah dengan batas waktu pinjaman setidaknya selama enam bulan yang dibuat antara 1 Maret dan 31 Desember 2020.

“Pemberi pinjaman komersial harus membayarkan kembali dana tersebut kepada bank sentral setahun setelah transaksi. Pemberi pinjaman akan terus menerima pembayaran bunga dari peminjam dan akan menanggung kerugian jika pinjaman macet,” demikian menurut PBOC, seperti dilansir dari Bloomberg.

PBOC akan menandatangani kontrak dengan pemberi pinjaman komersial lokal yang memenuhi syarat melalui sarana bertujuan khusus, dan rencana itu dapat meningkatkan kredit bank tanpa jaminan kepada perusahaan kecil sebesar satu triliun yuan.

Otoritas moneter China ini sedang berupaya menurunkan biaya pinjaman di seluruh sektor ekonomi guna menstimulasi permintaan dan membantu China keluar dari keterpurukan pada kuartal pertama yang disebabkan oleh pandemi virus corona (Covid-19).

Dengan mengambil kredit untuk usaha kecil ke dalam neracanya, PBOC dapat membantu menurunkan persyaratan modal pemberi pinjaman dan dengan demikian menurunkan biaya pinjaman lebih lanjut.

Meski pihak otoritas telah memangkas suku bunga beberapa kali tahun ini, mereka telah menghindari stimulus berskala besar yang dilancarkan di negara-negara besar lainnya demi menghindari memperburuk masalah utang negara. Bank sentral ini telah mengumumkan sejumlah perubahan kebijakan berskala lebih kecil.

“Program tersebut mencerminkan prioritas utama para pembuat kebijakan untuk mendukung UKM di tengah dampak susulan Covid-19, sementara tidak ingin memperbesar neraca untuk membanjiri pasar,” ujar Xing Zhaopeng, seorang ekonom pasar di Australia and New Zealand Banking Group Ltd. di Shanghai.

“Kami berharap PBOC tidak akan mengakhiri programnya seperti yang dijelaskan dalam pernyataan. Bahkan, langkah ini memulai proses QE untuk meminjamkan dana murah langsung ke ekonomi riil,” tambahnya.

Dalam pernyataan yang sama pada Senin, PBOC juga mengumumkan bahwa perusahaan-perusahaan kecil akan diizinkan untuk menunda pembayaran pinjaman hingga Maret 2021.

Bersama-sama, dua kebijakan baru ini akan membuat kebijakan moneter diarahkan lebih langsung dalam meningkatkan pinjaman ke ekonomi riil serta membantu menstabilkan aliran dana ke perusahaan kecil dan meningkatkan akses mereka terhadap kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper