Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyatakan kegiatan belajar mengajar secara fisik di sekolah baru akan diselenggarakan setelah ada keputusan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Agus Sartono menyampaikan kegiatan tatap muka di sekolah paling cepat baru dimulai akhir Agustus atau awal September.
"Itupun setelah ada clearance dari Gugus Tugas, baik pusat maupun daerah," ujarnya seperti dilansir Tempo, Senin (1/6/2020).
Oleh karena itu, saat ini, proses belajar mengajar masih menggunakan mekanisme belajar via daring.
Agus menyinggung kegiatan belajar mengajar di Prancis dan Korea Selatan (Korsel), yang memiliki fasilitas sekolah dan kesehatan yang lebih baik, juga masih belum dapat menerapkan kegiatan belajar mengajar secara fisik. Walaupun sekolah sempat dibuka selama beberapa saat, tapi akhirnya diputuskan untuk ditutup kembali.
Dia menambahkan Covid-19 masih dinyatakan sebagai bencana nasional non alam dan puncaknya diperkirakan masih akan terjadi antara Mei-Juni 2020. Dengan demikian, pemerintah setidaknya mesti menunggu 1-2 bulan setelah kurva kasus positif virus corona melandai sebelum membuka kembali sekolah.
Baca Juga
"Saya tidak membayangkan jika satu keluarga ada 3 orang anak, misal salah satunya terpapar Covid-19 dan harus menjalani isolasi. Apakah bisa sendiri? Pasti orang tua harus ikut menunggui. Ini akan menimbilkan kompleksitas dalam rumah tangga," kata Agus.
Per Minggu (31/5), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 26.473 orang atau bertambah 700 kasus baru dari hari sebelumnya. Kemudian, sebanyak 7.308 pasien telah dinyatakan sembuh dan 1.613 pasien meninggal dunia.