Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Masuk Perang di Libia, AS Jaga di Perbatasan Tunisia

Rusia masuk aktivitas perang di Libia, mendorong reaksi Amerika Serikat menempatkan Brigade Bantuan Pasukan Keamanan-nya di Tunisia.
Tentara Nasional Libya di bawah pimpinan pemberontak Jendral Khalifa Haftar terlihat meninggalkan Benghazi pada hari Minggu 7 April 2019 untuk bergabung dengan pasukannya guna menggempur Tripoli./Reuters/Esam Omran Al Fetori
Tentara Nasional Libya di bawah pimpinan pemberontak Jendral Khalifa Haftar terlihat meninggalkan Benghazi pada hari Minggu 7 April 2019 untuk bergabung dengan pasukannya guna menggempur Tripoli./Reuters/Esam Omran Al Fetori

Bisnis.com, TUNIS – Rusia masuk aktivitas perang di Libia, mendorong reaksi Amerika Serikat menempatkan Brigade Bantuan Pasukan Keamanan-nya di Tunisia, yang berbatasan langsung dengan Libia, demikian keterangan komando militer negara itu.

Perang saudara di Libia menarik perhatian kekuatan kawasan dan dunia, sehingga memicu hal, yang disebut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai gelombang besar senjata dan pasukan, masuk ke negara itu, tindakan yang melanggar embargo senjata.

"Seiring dengan Rusia yang terus memanasi konflik di Libia, pengamanan kawasan di Afrika Utara menjadi perhatian besar," demikian pernyataan Komando AS di Afrika sebagaimana dilansir Antara mengutip Reuters pada Sabtu (30/5/2020).

"Kami sedang mencari cara untuk menangani kekhawatiran bersama soal pengamanan dengan Tunisia, termasuk penggunaan Brigade Bantuan Pasukan Keamanan kami," komando militer AS melanjutkan.  Wilayah Libia dan Tunisia memang berbatasan secara langsung.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Tunisia dalam pernyataannya menyebut bahwa AS adalah mitra utama negara dalam upaya membangun kapabilitas operasional tentara Tunisia.

Pasukan militer Rusia mengirimkan jet tempur 14 MiG 29 dan Su-24 ke pangkalan udara Tentara Nasional Libia di Distrik Jufra, kata komando militer AS pada Rabu (27/5), meskipun hal itu disanggah oleh militer Libia dan anggota parlemen Rusia.

Mesir, Rusia, dan Uni Emirat Arab mendukung Komandan Militer Libia Khalifa Haftar, yang meluncurkan sebuah serangan pada tahun lalu untuk merebut ibu kota Tripoli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper