Bisnis.com, JAKARTA - Singapura dan China mulai memperbolehkan perjalanan antar kedua negara dengan tujuan bisnis pada pertengahan Juni.
Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (30/5/2020), perjanjian singkat ini berlaku antara Singapura dan enam provinsi di China, seperti Shanghai, Tianjin, Chongqing, Guangdong, Jiangsu dan Zhejiang. Nantinya, jumlah area ini akan terus bertambah. Adapun, tindakan pencegahan Covid-19 tetap berlaku.
Perjanjian ini diteken dalam pertemuan pada Kamis lalu yang dipimpin Sekretaris permanen Kementerian Luar Negeri Singapura Chee Wee Kiong dan Wakil Menteri Luar Negeri China Luo Zhaohui.
Dengan penurunan kasus Covid-19 di China dan Singapura yang bakal segera memulai kembali mengaktifkan mesin aktivitas perekonomiannya, perjanjian yang sekarang ini disebut travel bubble ini semakin banyak diterapkan sejumlah negara.
Jajaran menteri di Asean mulai mempertimbangkan pelonggaran restriksi sambil terus menerapkan berbagai aturan isolasi. Dalam sebuah postingan Facebook Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan tengah menjajaki membuka kembali perbatasan secara bertahap ketika waktunya tepat.
Singapura mengaku siap membangun kerja sama bilateral dengan negara lain asalkan menerapkan berbagai macam persyaratan seperti tes Covid-19 sebelum penerbangan dan setelah ketibaan, kata Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong.
Baca Juga
Faktor lain seperti jumlah kasus nasional setiap negara juga menjadi pertimbangan Singapura dalam menerapkan travel bubble.