Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

100.572 Orang Meninggal karena Covid-19 di Amerika Serikat

Jumlah korban meninggal Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menembus angka 100.000 orang, yakni tepatnya 100.572 jiwa berdasarkan data tersebut seperti dikutip hari ini, Rabu (27/5/2020)
Masyarakat berjemur di salah satu pantai di Pantai New Port, California, Amerika Serikat, Senin (25/5/2020)./ Guardian.com via Getty Image.
Masyarakat berjemur di salah satu pantai di Pantai New Port, California, Amerika Serikat, Senin (25/5/2020)./ Guardian.com via Getty Image.

Bisnis.com, JAKARTA - Hingga hari ini, Rabu (27/5/2020), angka kematian global akibat akibat wabah Covid-19 mencapai 352.155 orang dengan jumlah kasus 5.681.649 orang, menurut data Worldomoters.info.

Sedangkan jumlah korban meninggal di Amerika Serikat (AS) menembus angka 100.000 orang, yakni tepatnya 100.572 jiwa berdasarkan data tersebut seperti dikutip hari ini, Rabu (27/5/2020).

Worldometers juga melaporkan jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 2.430.510 orang dan dua persen atau 53.101 orang berada dalam kondisi kritis.

Akan tetapi, menurut data resmi Johns Hopkins University yang digunakan Pemerintah AS, jumlah korban jiwa ada di angka 98.852 orang dari 1.679.419 kasus.

Jumlah kematian di AS terbanyak dibanding negara lain. Inggris mencatat 37.130 korban jiwa di urutan kedua dan Italia dengan 32.955 korban jiwa di urutan ketiga.

Meski kurva Covid-18 belum melandai, sejumlah negara bagian mulai melakukan pelonggaran atau lockdown. Terbaru adalah California yang mengizinkan salon dan pangkas rambut dibuka kembali selama sesuai dengan protokol pengamanan Covid-19.

Sementara itu, ChannelNewsAsia.com melaporkan tingkat kematian di Brasil bisa naik ke angka 125.000 pada awal Agustus mendatang berdasarkan prediksi University of Washington.

Prediksi itu menambah kekhawatiran bahwa negara tersebut akan menjadi hot spot baru penyebaran wabah mematikan itu setelah AS.

Prediksi itu berdasarkan angka kematian harian di Brasil yang naik melewati Amerika Serikat sejak Senin (25/5/20200.

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menolak  penguncian untuk membatasi penyebaran wabah itu dengan alasan ekonomi.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper