Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selama ini dikenal sebagai salah satu pemimpin dunia yang gemar mencuit di Twitter lewat akun @realdonaldtrump. Tak jarang pula cuitannya menjadi kontroversi lantaran menuduh pihak tertentu tanpa ada dasar yang kuat.
Berulang kali, muncul permintaan kepada Twitter untuk mengambil tindakan atas cuitan-cuitan Trump yang kontroversial itu. Setelah sekian lama, akhirnya Twitter mengabulkan permintaan tersebut.
Salah satunya muncul dari Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Dia sempat meminta Twitter untuk menandai informasi yang menyesatkan dan tidak benar, tak terkecuali cuitan Trump.
Permintaan tersebut diajukan oleh Biden tak lama setelah cuitan Trump yang menyebut Barack Obama sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai presiden lantaran tidak dilahirkan di AS.
Dilansir dari AFP pada Rabu (27/5/2020) Twitter menandai dua cuitan Trump tidak berdasar atau 'unsubstantiated'. Dia juga dituduh telah melakukan klaim palsu.
Dua cuitan Trump yang dimaksud adalah cuitannya pada Selasa (26/5/2020) mengenai mekanisme pemungutan suara melalui 'mailing voting'. Dia mengklaim mekanisme tersebut akan melahirkan pemilu AS yang curang.
Tak hanya itu, dia juga melanjutkan cuitannya dengan mengunggah sejumlah tautan terkait dari sejumlah media untuk menguatkan klaimnya.
Cuitan selanjutnya adalah klaim Trump yang menyebut Gubernur California telah berbuat curang dan akan menipu hasil pemilu dengan membuat surat suara yang sudah dipalsukan, dicetak secara ilegal dan sudah diteken secara curang. Tak hanya itu, Trump juga menuduh kotak suara di wilayah California akan dirampok.
Twitter menandai dua cuitan Trump itu tidak berdasar dan Trump telah membuat berita palsu. Platform media sosial yang didirikan oleh Jack Dorsey itu mengklaim telah melakukan cek fakta sebelum menandai cuitan Trump sebagai 'unsubstantiated'
"Trump telah mengklaim bahwa surat suara secara langsung akan mengarah pada kecurangan pemilu. Namun, pemeriksa fakta mengatakan tidak ada bukti bahwa surat suara yang masuk terkait dengan penipuan pemilih," demikian pernyataan Twitter.
Tindakan Twitter sontak membuat Trump geram. Dia bahkan menuduh Twitter ikut campur terhadap proses pemilu AS yang akan digelar tahun ini.
Langkah twitter tersebut langsung Trump marah dan menuduh Twitter melakukan ikut campur terhadap Pemilihan Presiden (Pilpres) AS yang akan digelar tahun ini.
Trump juga menyebut Twitter telah mencederai kebebasan berpendapat di AS. Dia menegaskan akan mengambil tindakan agar hal tersebut tidak kembali terjadi kepada dirinya di kemudian hari.
"Twitter benar-benar mengekang "KEBEBASAN BERBICARA", dan saya sebagai presiden tidak akan membiarkan itu terjadi," katanya