Bisnis.com, JAKARTA— Uni Emirat Arab menambah pasokan obligasi globalnya untuk menumpuk dana segar guna membiayai dampak virus corona.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/5/2020), merujuk pada keterangan salah sumber yang familiar dengan hal tersebut, Uni Emirat Arab (UEA) masuk untuk menawarkan penawaran ketiganya. BNP Paribas SA, First Abu Dhabi Bank PJSC, JPMorgan Chase & Co. dan Standard Chartered Plc akan terlibat dalam penjualan obligasi Abu Dhabi.
Adapun, penawaran kali ini hanya berjarak beberapa pekan setelah negara tersebut menjual obligasinya senilai US$7 miliar.
Bulan lalu, penawaran dibumbui imbal hasil yang atraktif dan cukup laris di pasaran. Dari target US$7 miliar, penawaran masuknya bahkan menyentuh US$25 miliar.
Rontoknya harga minyak mentah menekan kemampuan pembiayaan negara di Timur Tengah itu. Tak hanya UEA, ternyata Arab Saudi juga menjual obligasi senilai US$7 miliar bulan lalu sedangkan perusahaan pelat merah UEA, Mubadala investment Co. menggalang dana US$4 miliar pada pekan lalu.
Baca Juga : Mencari Jejak Uang di Tengah Banjir Stimulus |
---|
Kebutuhan dana jumbo untuk menggelontorkan rangsangan likuiditas di berbagai negara mendorong penawaran obligasi ke pasar internasional. Hal itu dilakukan pula oleh beberapa negara seperti Indonesia, Spanyol dan Italia yang tercatat merilis obligasi global belum lama ini.
Dengan merosotnya harga minyak ke level negatif akan menjadi sinyal kenaikan kreditur dari sektor energi dan industri yang terkait.