Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona (Covid-19) membawa berkah bagi Tencent Holdings. Berkat lockdown yang diberlakukan guna menahan persebaran virus mematikan tersebut, penjualan game raksasa teknologi China ini melonjak.
Penjualan game online melonjak 31 persen pada kuartal I/2020, laju pertumbuhan tercepat sejak 2017, membantu mengimbangi penyusutan anggaran iklan yang telah terdampak Covid-19.
Alhasil, tokcernya penjualan game mengerek pendapatan operator WeChat tersebut naik 26 persen menjadi 108,1 miliar yuan (US$15,2 miliar).
Angka-angka itu menyoroti bagaimana kondisi Tencent yang lebih tangguh berkat divisi game-nya. Namun, perusahaan memperingatkan bahwa kenaikan ini bisa mereda ketika aktivitas perekonomian China kembali normal dan orang-orang kembali bekerja di kantor.
Sementara itu, ketidakpastian makro global dapat terus menekan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan yang beriklan online.
“Pengeluaran iklan untuk video berformat panjang dari perusahaan-perusahaan multinasional telah mengalami penurunan substansial,” ujar Chief Strategy Officer James Mitchell kepada para analis dalam suatu konferensi jarak jauh.
Baca Juga
“Bisa diperkirakan pendapatan iklan media akan mengalami tekanan pada kuartal kedua tahun ini,” tambahnya, seperti diberitakan Bloomberg. Ia mengungkapkan bahwa klien-klien di divisi ini berkontribusi untuk sekitar separuh bisnis perusahaan.
Tencent memberi gambaran tentang bagaimana industri internet perusahaan berjalan selama pandemi. Perusahaan meraup nilai kapitalisasi pasar sebesar lebih dari US$42 miliar sejak Covid-19 pertama kali pecah, melawan tren kemerosotan pasar global.
Lonjakan traffic media sosial dan game menarik pendapatan iklan baru untuk membantu mengimbangi menyusutnya anggaran pemasaran online tradisional. Total pendapatan game smartphone produksi Tencent melonjak 64 persen selama kuartal pertama, dibantu oleh konsolidasi Supercell.
Di sisi lain, penghasilan di divisi fintech (teknologi finansial) Tencent merosot dari kuartal sebelumnya setelah banyak merchant tutup, meskipun mulai pulih sejak April ketika aktivitas di China dimulai kembali.
“Mungkin menantang bagi Tencent untuk mempertahankan pertumbuhan yang kuat pada kuartal I ke kuartal berikutnya karena melandainya pandemi ini di China dan para pemain game online kembali bekerja,” ujar analis Bloomberg Intelligence, Vey-Sern Ling.
“Tekanan industri dan makro yang berkelanjutan juga dapat mengurangi penjualan iklan ke depannya,” tambah Ling.
Dalam jangka lebih panjang, Tencent juga harus bersaing dengan tantangan-tantangan baru dari rivalnya seperti ByteDance Ltd. dan Alibaba.
Ketika bisnis hiburan online inti Tencent harus meyakinkan konsumen untuk terus royal dalam game seperti Honor of Kings, ByteDance sedang bersiap untuk memasuki game hardcore.
Di layanan cloud dan fintech, Tencent menghadapi kemungkinan pertarungan terberatnya dengan Alibaba. Bagian dari unit-unit itu, yang merupakan lebih dari seperempat dari pendapatan perusahaan pada tahun 2019, diperkirakan akan bangkit kembali selama tahun 2020 dan lanjut mendorong ekspansi jangka panjangnya.