Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 49 narapidana di Rutan Pondok Bambu dan Lapas Gorontalo memiliki hasil tes reaktif terhadap virus corona (Covid-19) setelah rapid test yang dilakukan pada dua lokasi tersebut. Kendati demikian, hasil tes tersebut tidak menandakan konfirmasi positif penularan virus.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Reynhard Silitonga saat menggelar rapat pimpinan di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Selasa (12/5/2020).
Reynhard menjelaskan, rapid test telah dilakukan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pondok Bambu dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo yang diikuti petugas dan warga binaan.
Rutan Pondok Bambu menyelenggarakan rapid test selama 3 hari pada 9-11 Mei 2020 bagi 115 orang petugas, 2 orang petugas kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, 309 warga binaan, 2 anak bayi, 9 orang pegawai kejaksaan, dan 12 orang pihak eksternal.
Dari tes tersebut terdapat 2 orang petugas dan 24 orang narapidana dengan hasil tes yang reaktif. Hingga saat ini sebanyak 12 napi reaktif telah menjalani tes PCR dan dikarantina di Rumah Sakit Pengayoman. Sementara itu, dua petugas menjalani isolasi mandiri di rumah dan diperintahkan melapor ke puskesmas atau rumah sakit rujukan Covid-19.
"Sementara 12 napi lainnya yang hasilnya reaktif telah diisolasi mandiri di kamar karantina Rutan Pondok Bambu, sambil menunggu hasil swab yang rencananya akan dilakukan pada 12 Mei 2020 oleh Puskesmas Duren Sawit Sudinkes Jaktim," jelas Reynhard.
Baca Juga
Di sisi lain, rapid test di Lapas Kelas IIA Gorontalo dilakukan kepada 489 narapidana yang bekerja sama dengan dinas kesehatan Kota Gorontalo dan pengamanan oleh Polresta Gorontalo dan Kodim 1304 Gorontalo, Senin (11/5/2020).
Dari pemeriksaan tersebut, sebanyak 3 orang petugas dan 25 orang tahanan memiliki hasil tes yang reaktif atau terduga positif dan langsung dikarantina di Lapas Perempuan Kelas III Gorontalo, yang ditunjuk sebagai Lapas untuk isolasi di wilayah Gorontalo. Sementara itu, 33 orang narapidana di LP Peremuan Gorontalo dipindahkan ke LPKA Kelas II Gorontalo.
“Pengawasan kami lakukan secara maksimal, termasuk dengan memberikan asupan makanan bergizi tinggi dan tambahan multivitamin agar daya tahan tubuh tetap baik” tambah Reynhard.
Kendati menunjukkan hasil reaktif, Reynhard memastikan hingga saat ini belum ada narapidana yang positif COVID-19 di kedua lokasi tersebut. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu laporan dari kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta dan Gorontalo terkait hasil swab warga binaan yang reaktif saat rapid test di kedua lokasi tersebut.
Narapidana dengan hasil reaktif terhadap rapid test akan dikarantina di dalam rutan yang telah disiapkan di setiap wilayah dan dilanjutkan dengan swab dan tes polymerase chain reaction (PCR).
“Rapid test hanya digunakan untuk screening awal karena bagaimanapun lapas dan rutan menjadi salah satu tempat yang rawan penyakit menular,” ungkap Reynhard.
Ia pun menekankan bahwa semua penghuni Lapas, Rutan dan LPKA akan ditangani serius dalam hal potensi penyebaran COVID-19. Sesuai dengan Protokol Kesehatan Penanganan COVID-19. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ditjen Pemasyarakatan terus bekerja dalam mengkoordinasikan upaya-upaya pencegahan, penanganan, pengendalian dan penanggulangan COVID-19 di Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pemasyarakatan, khususnya Lapas, Rutan dan LPKA.
