Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar jumlah tes PCR mencapai 10.000 tes per hari. Untuk mencapainya, Kementerian Kesehatan terus menambah jumlah peralatan test (test kit) dan laboratorium.
"Selain test kit dan laboratorium, yang paling penting adalah meningkatkan kapasitas orang-orang yang bisa melakukan pemeriksaan PCR," ujar Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Adbul Kadir dalam siaran langsung di Metro TV pada Rabu (6/5/2020).
Menurutnya, tes PCR memiliki tingkat kompleksitas tinggi sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut.
Peningkatan jumlah tes yang masif ini sangat diperlukan agar kelompok orang tanpa gejala (OTG) dapat terdeteksi sejak dini. Pasalnya, Abdul menilai OTG adalah kelompok yang paling berpotensi menularkan Covid-19 kepada orang banyak.
Terkait penambahan jumlah laboratorium, Kemenkes telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/Menkes/234/2020 dimana kewenangan diberikan kepada semua laboratorium pemerintah dan swasta untuk melakukan pemeriksaan PCR.
"Syaratnya, pertama ada alat untuk melakukan pemeriksaan. Kedua, laboratorium yang akan melakukan pemeriksaan PCR harus terstandardisasi yakni minimal memiliki biosafety level [BSL] 2 disertai pencegahn dan pengendalian infeksi yang ketat," paparnya.
Kemudian, sambungnya, laboratorium tersebut harus mempunyai SDM yang mampu melakukan tes PCR.
Hingga saat ini, tedapat 49 laboratorium yang mampu melakukan pemeriksaan PCR di mana 41 laboratorium di antaranya sudah beroperasi.