Bisnis.com, JAKARTA - Pertikaian antara Washington dan Beijing terkait kesalahan dalam menangani pandemi virus corona penyebab Covid-19 kian memanas dan mulai menyasar legitimasi Partai Komunis China sehingga mempertaruhkan hubungan kedua negara yang mulai retak.
Dalam satu pernyataan yang mempersalahkan Beijing karena kegagalannya menahan wabah Covid-19, pejabat senior pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggambarkan krisis itu sebagai ilustrasi dari ancaman Partai Komunis terhadap rakyat China yang kemudian mengancam dunia.
Dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Mandarin yang lancar, Deputi Penasihat Keamanan Nasional, Matthew Pottinger memperingatkan Beijing bahwa upayanya untuk menekan kritik internal pasti akan menjadi bumerang.
"Ketika tindakan keberanian kecil dihilangkan oleh pemerintah, maka tindakan keberanian besar akan mengikutinya," kata Pottinger dalam sambutannya yang disampaikan melalui video ke webinar University of Virginia seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (5/5/2020).
"Bagi saya ini adalah pidato paling luar biasa yang pernah kami lihat dari siapa pun di pemerintahan Trump," kata Bonnie Glaser, Direktur Proyek Pembangkit Listrik China di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
“Jika Anda adalah anggota partai Komunis China, Anda dapat membaca [doa gerakan May the Fourth] sebagai pendorong orang untuk menantang beberapa bagian yang ada dari sistem politik Anda. Itu tidak cukup mengatakan untuk menggulingkan para pemimpin Anda, tapi itu pasti mendorong bangkitnya massa, ini haruskah kita sampaikan,” katanya.
Baca Juga
Sebuah laporan internal dari Kementerian Keamanan Nasional memperingatkan bahwa China harus siap untuk skenario terburuk dari konfrontasi bersenjata.
Salah satu titik nyala potensial kedua kekuatan nuklir bisa saling berhadapan adalah persoalan Laut China Selatan. Lokasi itu merupakan tempat angkatan laut AS melakukan patroli navigasi untuk menantang klaim teritorial China atas gugus pulau itu.
Sebelumnya Nytimes.com melaporkan sejumlah pejabat senior AS yang dipimpin oleh Menlu AS Mike Pompeo meminta badan intelijen mencari bukti untuk mendukung teori bahwa pandemi Covid-19 merupakan hasil dari kebocoran laboratorium di Wuhan, China.
Sedangkan para analis mengatakan mereka kemungkinan besar tidak akan menemukan bukti tersebut.