Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ramal Korban Jiwa Covid-19 Capai 100.000 di AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merevisi naik perkiraan jumlah korban jiwa akibat penyakit virus corona (Covid-19) hingga mencapai 100.000 orang.
Presiden AS Donald Trump bersama anaknya Ivanka Trump yang menjabat sebagai penasihat senior presiden AS dalam sebuah acara di Gedung Putih/ Bloomberg-Al Drago
Presiden AS Donald Trump bersama anaknya Ivanka Trump yang menjabat sebagai penasihat senior presiden AS dalam sebuah acara di Gedung Putih/ Bloomberg-Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merevisi naik perkiraan jumlah korban jiwa akibat penyakit virus corona (Covid-19) hingga mencapai 100.000 orang.

“Kita akan kehilangan [nyawa] antara 75 [ribu], 80 [ribu] hingga 100.000 orang,” ungkap Trump dalam suatu kesempatan di Lincoln Memorial yang disiarkan Fox News pada Minggu (3/5/2020) waktu setempat, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Pada April, Trump memperkirakan angka kematian akan Covid-19 akan mencapai total kurang dari 60.000 orang. Nyatanya, sejauh ini jumlah korban jiwa telah mencapai lebih dari 67.000 orang.

Trump menjanjikan lebih banyak bantuan federal bagi warga Amerika yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi corona dan bersumpah untuk terus maju dengan membuka kembali aktivitas perekonomian yang selama ini ditutup dan telah menggoyang ekonomi AS.

“Akan ada lebih banyak bantuan yang datang,” lanjut Trump.

Namun, Trump menegaskan telah menginstruksikan Menteri Keuangan Steven Mnuchin bahwa putaran stimulus berikutnya harus mencakup pemotongan pajak penghasilan.

"Kami tidak akan melakukan apa pun tanpa pemotongan pajak gaji," katanya.

Sementara itu, dukungan untuk Trump telah menurun ketika jumlah kasus terinfeksi virus corona di AS menanjak melampaui 1,1 juta orang dan angka kematian terus meningkat.

Survei NBC News/Wall Street Journal yang dilakukan pada 13-15 April menunjukkan pemilik suara terdaftar yakin pesaing Trump untuk Pilpres AS pada November mendatang, Joe Biden, akan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menanggapi virus ini ketimbang Trump.

Dalam survei tersebut, Biden unggul dengan margin 9 poin persentase.

Ketika dukungan untuknya menurun, Trump telah meningkatkan retorika tentang membuka kembali aktivitas perekonomian di negara itu dan mencari cara untuk menyalahkan terjadinya pandemi ini kepada China, tempat wabah itu bermula.

Ia pun menjanjikan laporan konklusif oleh pemerintah AS tentang asal usul wabah virus Corona. Pihaknya dikatakan tak memiliki banyak keraguan bahwa China telah menyesatkan dunia tentang skala dan risiko penyakit ini sebelum menjadi pandemi global.

"Kami akan memberikan laporan yang sangat kuat tentang apa yang kami pikir terjadi, dan saya pikir itu akan sangat konklusif. Secara pribadi, saya pikir mereka membuat kesalahan yang sangat mengerikan. Mereka mencoba menutupinya,” ujar Trump.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper