Bisnis.com, JAKARTA - Surat Kabar Sunday Times melaporkan bahwa peretas telah mengunggah lebih dari setengah juta detil login untuk aplikasi telekonferensi Zoom di web gelap atau dark web.
"Data login tersebut dijual dengan harga masing-masing 1,25 sen dan ditemukan dibeli oleh perusahaan keamanan siber, Cyble," tulis surat kabar itu seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (3/5/2020).
Cyble diketahui membeli data login dari seseorang berbahasa Rusia melalui layanan pesan Telegram, yang memungkinkan pengiriman pesan anonim.
Zoom Video Communications Inc. telah melihat lonjakan penggunaan global selama lockdown berlangsung di tengah pandemi virus corona.
Namun perusahaan yang didirikan oleh Eric Yuan itu mendapat tekanan yang meningkat atas kerentanan dalam enkripsi perangkat lunak aplikasi.
Perusahaan tersebut telah dituntut atas tuduhan menyembunyikan kesalahan dalam aplikasinya, di mana kasus-kasus troll online menyelinap dan mengganggu pertemuan web dengan kata-kata kotor dan pornografi.
Saham Zoom meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini bersamaan dengan kenaikan popularitasnya yang sangat cepat, tetapi pakar privasi dan keamanan dunia maya menyatakan skeptisme bahwa kondisi ini akan bertahan lama.
Berbagai pihak dari SpaceX dan Tesla Inc. milik Elon Musk hingga Departemen Pendidikan New York City, serta agensi pemerintahan di seluruh dunia telah mulai melarang penggunaan aplikasi Zoom di tengah ketidakpastian masalah keamanan.