Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Berharap Kematian Akibat Corona di AS Tak Sentuh 100.000

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan perkiraannya tentang kemungkinan kematian akibat corona jenis Covid-19 di negaranya.
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat penyebaran Covid-19) mengganas di New York, AS, Kamis (16/4/2020)./Antara/Reuters
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat penyebaran Covid-19) mengganas di New York, AS, Kamis (16/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan perkiraannya tentang kemungkinan kematian akibat pandemi corona jenis Covid-19 di negaranya.

Dia juga mengutarakan harapan agar korban meninggal dunia kurang dari 100.000 kematian, angka yang lebih tinggi dari 60.000 sampai 70.000 kematian yang dia bahas pada awal pekan ini.

“Kami harap angka kematian di bawah 100.000, yang bagaimana pun merupakan jumlah yang mengerikan," kata Trump sebagaimana dilansir Reuters dan dikutip Antara pada Sabtu (2/5/2020) pagi WIB.

Berbagai perkiraan ke depan mengenai korban jiwa akibat Covid-19 bervariasi. Anthony Fauci, pejabat penting penyakit infeksi, mengatakan pada Maret bahwa rakyat AS harus siap dengan 100.000 kematian.

"Jadi, ya, kita kehilangan banyak orang. Namun, bila anda melihat pada proyeksi awal 2,2 juta, kita mungkin sedang menuju angka 60.000 atau 70.000," kata Trump pada pengarahan pers pada Senin (27/4/2020).

Pada Rabu (29/4/2020) jumlah kematian melampaui 60.000, lebih tinggi daripada jumlah orang Amerika yang tewas dalam Perang Vietnam. Pada Jumat (1/5/2020) sore, sedikitnya 63.260 orang meninggal, menurut hitungan Reuters berdasar laporan pemerintah setempat dan pusat.

New York sejauh ini menjadi wilayah yang paling terdampak akibat virus corona di Negeri Paman Sam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper