Bisnis.com, JAKARTA - Kabar duka hari ini muncul dariKH Ahmad Zuhdiannoor atau yang akrab disapa Guru Zuhdi yang wafat di Jakarta pada Sabtu (2/5).
Almarhum merupakan mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan.
Ketua PWNU Kalimantan Selatan Abdul Haris Makkie menyampaikan duka mendalam atas wafatnya ulama kharismatik asal Alabio, Hulu Sungai Utara. Haris menuturkan bahwa Guru Zuhdi merupakan pribadi yang sangat santun, sederhana dan tawadu.
Kepada yang lebih tua, almarhum sangat hormat, sedang kepada yang muda ia selalu memberi teladan dan nasihat.
"Saya banyak belajar tentang hidup dan kehidupan, dari beberapa kali mengikuti pengajian-pengajian yang dilaksanakan almarhum," ujarnya dikutip dari Nu.or.id.
Haris merasa sangat berkesan ketika sowan kepadanya sebagai ketua Gugus Covid-19 Kalimantan Selatan. Almarhum mengaku kepadanya akan patuh terhadap segala ketetapan pemerintah.
"Sungguh pernyataan seorang ulama besar yang sangat menyejukkan dan mendidik," ujarnya.
Ketua Lembaga Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banjar Kalimantan Selatan Muhammad Bulkini menyampaikan bahwa almarhum lahir di Alabio pada Kamis 10 februari 1972 M bertepatan dengan 24 Dzulhijjah 1391 H.
Pada mulanya, ia berguru kepada ayahnya, KH Muhammad bkn H Jaferi al-Banjari, Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah 1986-1993.
Selain berguru pada sang ayah, terang Bulkini, ia juga sempat menimba ilmu sebentar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru, kemudian karena sering sakit-sakitan, almarhum berhenti, dan melanjutkan pelajaran pada sang kakek di Alabio, KH Asli.
Setelah kakeknya wafat, ia melanjutkan pengembaraan pendalaman ilmunya kepada Muallim Syukur di Teluk Tiram, Banjarmasin. Setelah wafat Muallim, almarhum meneruskan belajarnya kepada Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau masyhur dikenal dengan Abah guru Sekumpul.