Bisnis.com, JAKARTA – Residen di Korea Utara mulai menghadapi kondisi panic buyin di tengah rumor bahwa pemimpin mereka, Kim Jong-un sedang mengalami sakit parah atau bahkan dikabarkan meninggal dunia.
Dikutip dari Express, Selasa (28/4) rak-rak toko di Pyongyang telah kosong karena laporan tentang kematian sang diktator. Helikopter dilaporkan telah terbang rendah di atas ibukota dan kereta api Korea Utara-China telah terganggu.
Speskulasi tentang kondisi Kim Jong-un yang sakit parah atau telah meninggal mulai menyebar setelah ketidakhadiran para pemimpin negara itu dalam perayaan ulang tahun ke-88. Sebuah laporan menyebut bahwa kereta pemimpin negara itu telah berhenti berhari-hari.
Laporan lain dari 38 North, sebuah proyek yang berbasis di Washington yang memantau Korea Utara menyatakan bahwa kehadiran kereta itu tidak membuktikan keberadaan pemimpin Korea Utara atau menunjukkan apa pun tentang kesehatannya.
Sebuah pernyataan dari para pemimpin Korea Selatan pada akhir pekan lalu menyatakan bahwa Kim Jong-un masih hidup dan dalam kondisi sehat. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan bahwa pemimpin negara utara itu telah tinggal di Wonsan sejak 13 April.
Sementara itu, senator Amerika Serikat Lindsey Graham mengatakan bahwa dia akan terkejut jika Kim Jong-un masih hidup, mengingat kehilangannya yang tidak biasa dalam beberapa waktu terakhir. Sangat janggal sehingga banyak yang meragukan kondisinya.
Sebenarnya, pemimpin Korea Utara itu pernah melakukan tindakan menghilang yang serupa pada 2014 ketika dia tidak ada kabar beberapa minggu dan menghilang dari publik. Ketika itu, isu desas-desus kudeta militer yang menyeruak. Akan tetapi, Kim Jong-un kembali muncul dan petugas melaporkan bahwa dia telah menjalankan operasi dan dinyatakan pulih.
Adapun, media Korea Selatan pada pekan lalu melaporkan bahwa dia mungkin sedang menjalani operasi kardiovaskular atau dalam upaya solasi diri untuk menghindari paparan infeksi virus corona baru, yang dilaporkan telah masuk ke Korea Utara dan memakan korban jiwa.
Namun demikian, Menteri Unifiksi Kim Yeon-chul meragukan laporan operasi dengan alasan bahwa rumah sakit yang dsebutkan tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan operasi tersebut. Beberapa spekulasi lain muncul bahwa pemimpin itu telah terinfeksi virus corona, tetap tidak ada informasi resmi dari media pemerintah Korea Utara.
Media pemerintah Korea Utara terakhir kali melaporkan keberadaan Kim Jong-un ketika dia terlihat di sebuah pertemuan pada 11 April. Pelaporan dari dalam Krea Utara terkenal sulit karena kontrol ketat pada informasi yang bisa keluar.