Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Malaysia mengklaim kebijakan lockdown berhasil mengerek turun angka infeksi baru di negeri jiran ini.
Direktur Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan negara tersebut masih berada di fase pemulihan seiring dengan bertahannya angka kasus baru sebesar double digit sepanjang dua minggu terakhir.
Per Senin (27/4/2020), Malaysia melaporkan jumlah kasus baru mencapai 40 sehingga total kasus secara komulatif sebanyak 5.820. Pada hari sebelumnya, jumlah kasus baru hanya 38, kenaikan terkecil sejak 12 Maret 2020.
“Ini bukan berarti virus benar-benar bisa hilang karena kami masih belum memiliki vaksin, tetapi ini [data] menunjukkan bahwa strategi kami berhasil,” jelasnya, dilansir Bloomberg, Senin (27/4/2020).
Malaysia memperpanjang lockdown hingga 12 Mei 2020, dengan memperbolehkan mobilitas terbatas selama bulan puasa. Pemerintah setempat berencana bakal kembali membuka aktivitas ekonomi jika angka infeksi baru menunjukkan tren penurunan.
Pemberlakuan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) di Malaysia mulai diberlakukan pada 18 Maret 2020. Masa lockdown sebagai respons pandemi Covid-19 sudah diperpanjang selama 3 kali, masing-masing hingga 14 April 2020, 28 April, dan 12 Mei 2020.
Baca Juga
Selain lockdown, pemerintah Malaysia juga mengambil kebijakan intensif lain berupa penyemprotan lokasi-lokasi publik dengan disinfektan secara rutin serta pemetaan setiap kasus untuk menghindari korban tambahan.
Saat ini, total kasus positif corona di Malaysia berada di angka 5.820. Dari jumlah tersebut, 3.957 orang dinyatakan sembuh dan 99 orang meninggal dunia.