Bisnis.com, JAKARTA – Korea Selatan merupakan salah satu negara yang dianggap memiliki kesiapan dan respons memadai dalam menanggapi kondisi pandemi virus corona baru atau Covid-19.
Laporan dari Daily Mail UK menyatakan bahwa kegiatan ekonomi dan masyarakat luas di negara tersebut terus berfungsi, berbeda dengan sebagian besar di negara lainnya yang tengah ‘menghentikan’ banyak aktivitas masyarakat untuk menekan laju penyebaran.
Di Korea Selatan, tidak ada suasana darurat yang lumpuh, tidak ada lockdown nasional. Kendati banyak orang bekerja di rumah dan sekolah, kampus, juga gereja ditutup, tetapi kantor, toko, kafe, hotel, dan restoran tetap buka.
Korea Selatan sudah sangat siap menghadapi kondisi pandemi seperti yang sekarang terjadi, berbeda dengan sebagian banyak negara lain yang kalang-kabut menghadapi situasi tidak normal ini.
Di negara itu, banyak gedung-gedung telah menggunakan kamera penginderaan panas di pintu masuk yang secara otomatis mengukur suhu tubuh orang yang lalu-lalang. Jika ditemukan suhu tinggi, orang akan dibawa untuk melakukan tes Covid-19.
Hand sanitizer gratis juga tersedia di mana-mana mulai kantor hingga bus transportasi. Selain itu, hampir semua orang menggunakan masker di luar rumah, bukan sebagai penghalang terhadap infeksi tetapi untuk menghentikan pemakainya menyebarkan kontaminasi ke orang lain.
Baca Juga
Pihak berwenang saat ini juga telah menggunakan teknologi seluler dan data pribadi yang canggih untuk melacak operator yang telah diuji positif. Melacak kontak mereka, memantau infeksi, dan mengeluarkan peringatan yang tertarget ke orang dalam pantauan itu.
Dalam beberapa waktu terakhir, sebagian besar warga di Korea Selatan telah dibombardir dengan pesan teks darurat yang memberi tahu tentang kasus virus lokal. Informasi tersebut juga tersedia secara daring, melalui situs web resmi pemerintah dan pribadi yang dibuat untuk membantu.
Respons sigap dari Korea Selatan terhadap pandemi ini sangat terukur dan mengesankan. Data statistik membuktikan hal ini. Di negara berpenduduk 52 juta orang itu, jumlah kasus infeksinya hanya 10.738, dengan 243 kematian dan 8.764 pasien sembuh.
Korea Selatan telah belajar banyak dari kasus wabah sebelumnya, seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2012. Setelah dua wabah penyakit pernapasan itu, pemerintah dikecam keras karena tindakannya yang tidak sigap.
Oleh sebab itu, ketika wabah Covid-19 muncul, pihak berwenang langsung gerak cepat. Pada awal Maret saja, lebih dari 270.000 orang telah diuji, yang memungkinkan pemerintah menghentikan penyebaran pandemi awal.
Korea Selatan juga memiliki basis manufaktur yang kuat dan pemerintah memiliki hubungan baik dalam urusan bisnis dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di negaranya. Selain itu, layanan kesehatan di negara itu yang berbasis asuransi dan terdesentralisasi juga dinilai fleksibel dan efisien.
Beberapa pihak berpendapat bahwa Korea Selatan bisa menangani pandemi dengan baik karena populasinya tunduk pada otoritas. Warga negaranya juga dianggap memiliki solidaritas yang baik dalam isu-isu yang terkait masyarakat luas.
Namun demikian, pada akhirnya kesigapan pemerintah dan kesadaran masyarakat ditambah dengan sistem dan layanan yang memadai memainkan peran penting bagi Korea Selatan melewat krisis pandemi Covid-19.