Bisnis.com, JAKARTA - Santer terdengar kabar jika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah meninggal dunia pascagagal menjalani operasi jantung.
Akan tetapi, hingga saat ini kabar tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya.
Meski demikian, muncul beberapa kekhawatiran jika benar kabar tersebut terjadi.
Kematian Kim Jong-un dapat mengakibatkan beberapa skenario terburuk menurut pakar Korea dan peneliti senior Bruce Klingner dari think tank The Heritage Foundation.
Media China dan Jepang mengklaim diktator Korea Utara telah meninggal setelah komplikasi dari operasi jantung awal bulan ini. Negara Korea Utara belum mengkonfirmasi apakah pemimpin negara itu telah meninggal.
Klingner mengatakan jika laporan kematian Kim Jong-un benar, kekosongan kepemimpinan yang dihasilkan akan menjadi penyebab keprihatinan internasional.
Klingner memperingatkan bahwa kematian pemimpin itu dapat mengakibatkan perebutan kekuasaan, pertikaian faksi militer, dan bahkan negara itu menyerang tetangganya di Selatan.
Dia menegaskan ini sangat memprihatinkan karena Korea Utara adalah negara dengan kemampuan senjata nuklir.
"Selalu ada kekhawatiran ketika Anda memiliki keadaan senjata nuklir jika Anda tidak tahu siapa pemimpin selanjutnya. Ini bisa menjadi transisi yang mulus atau bisa juga perebutan kekuasaan di mana semua orang berusaha merebut cincin kekuasaan.
Mr Klingner mencatat, jika laporan kematian Kim Jong-un dapat dipercaya, kematiannya bisa menjadi perhatian internasional.
"Maka pertanyaannya adalah siapa yang memiliki kendali atas senjata nuklir dan militer."
Klingner juga menguraikan skenario terburuk yang mungkin terjadi jika Kim Jong-un dikonfirmasi, oleh Korea Utara, mati.
"Ada banyak skenario terburuk. "Hal-hal seperti rezim runtuh dan perjuangan untuk kekuasaan atau tindakan yang tidak diketahui dari faksi-faksi militer yang saling berperang.
"Atau bahkan ledakan dengan keruntuhan rezim dan ketidakstabilan."
Selama dua suksesi ayah dan kakek sebelumnya ketika mereka meninggal. "Sistem bekerja dan ada pemeliharaan stabilitas sehingga kemungkinan besar rezim akan mempertahankan dirinya sendiri."
Ada laporan yang saling bertentangan mengenai kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Laporan paling awal tentang kematiannya datang dari wakil direktur HKSTV Televisi Satelit Hong Kong Shijan Xingzou yang mengklaim sumber yang sangat kuat mengatakan kepadanya bahwa pemimpin Korea Utara telah meninggal.
Sementara itu, Majalah mingguan Jepang Shukan Gendai berpendapat bahwa diktator itu belum mati tetapi saat ini dalam keadaan vegetatif dan tidak akan pulih.