Bisnis.com, JAKARTA – Filipina memperpanjang periode lockdown di sejumlah wilayah negeri ini demi membendung penyebaran virus corona (Covid-19).
Periode lockdown diperpanjang selama dua pekan dari jadwal semula yang sedianya berakhir pada 30 April 2020.
Filipina memperpanjang lockdown hingga 15 Mei untuk ibu kotanya, Manila, dan beberapa daerah di sekitarnya yang berkontribusi atas sebagian besar dari output ekonomi negara tersebut.
Juru bicara kepresidenan Harry Roque mengumumkan perpanjangan lockdown itu di Metro Manila, serta bagian tengah dan selatan pulau utama, Luzon. Pembatasan di pulau Luzon sendiri telah dimulai pada pertengahan Maret.
Filipina adalah salah satu negara pertama yang menerapkan lockdown yang ketat. Bahkan, Presiden Rodrigo Duterte telah mengancam warganya yang melanggar perintah untuk melakukan karantina diri di rumah masing-masing.
Dalam suatu kesempatan pada April, Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez menyatakan bahwa pandemi virus corona dapat menggerus produk domestik bruto (PDB) sebesar 1 persen tahun ini, kontraksi pertamanya dalam dua dekade.
Baca Juga
Kemudian pada 16 April, Bangko Sentral ng Pilipinas secara mengejutkan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin menjadi 2,75 persen sebagai upaya untuk memacu ekonomi di tengah wabah Covid-19.
Keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Filipina ini cukup mengagetkan sejumlah pihak karena dilakukan di luar jadwal yang sudah ditentukan. Para pembuat kebijakan dijadwalkan bertemu kembali untuk memutuskan suku bunga acuan pada 21 Mei 2020.
Ketika negara ini berada pada fase lockdown sejak pertengahan Maret lalu, bank sentral Filipina telah mengucurkan stimulus yang diiringi dengan komitmen pemerintah untuk mengakselerasi dukungan fiskal.
Gubernur bank sentral Filipina Benjamin Diokno sempat mengemukakan kesediaannya untuk melakukan pelonggaran moneter, termasuk menyesuaikan rasio cadangan bank atau memangkas suku bunga ke level lebih tinggi dibandingkan perkiraan.
“Pemangkasan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin lebih besar dibandingkan yang kami perkirakan. Jika melihat wabah masih terjadi dan tekanannya kepada ekonomi, saya kira ruang pemangkasan suku bunga acuan masih besar,” kata Angela Hsieh, ekonom Barclays Bank Plc di Singapura, dikutip dari Bloomberg.