Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Corona Belum Lepas, Kredit Macet Perbankan China Naik 34 Kali Lipat

Dilansir Bloomberg, Rabu (22/4/2020), China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) mengatakan rasio kredit macet 0,06 poin dari Desember menjadi 2,04 persen pada akhir Maret 2020.
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit macet di perbankan China naik pada kuartal I/2020 setelah wabah virus corona membuat ekonomi terbesar kedua di dunia itu terhenti.

Dilansir Bloomberg, Rabu (22/4/2020), China Banking and Insurance Regulatory Commission (CBIRC) mengatakan rasio kredit macet 0,06 poin dari Desember menjadi 2,04 persen pada akhir Maret 2020.

Kenaikan kredit macet terjadi bahkan ketika perbankan sepakat menunda pembayaran pinjaman bisnis kecil sebesar 880 miliar yuan (US$124 miliar) dan memutar 576,8 miliar yuan utang pada periode tersebut.

Perbankan China yang dipimpin Industrial & Commercial Bank of China Ltd., bersiap untuk penurunan laba yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini karena bergulat dengan dampak pandemi virus corona.

S&P Global awal bulan ini memperkirakan pemberi pinjaman di negara terpadat di dunia itu menghadapi biaya kredit tambahan hampir 1,6 triliun yuan. S&P Global juga memperingatkan kenaikan tajam akan menekan profitabilitas dan kekuatan modal.

Bank-bank terbesar di negara itu akan merilis pendapatan kuartal I/2020 pada Selasa minggu depan, menyusul laporan dari perbankan global lainnya yang menunjukkan kerugian kredit yang tajam.

JPMorgan Chase & Co. dan Wells Fargo & Co. minggu lalu membukukan provisi kerugian pinjaman tertinggi dalam satu dekade.

Sementara itu, indeks bank CSI turun 0,25 persen pada 11:13 pagi, dibandingkan dengan penurunan 0,09 persen untuk broad index.

Ketegangan terjadi karena regulator telah memungkinkan bank untuk mengambil pendekatan yang lebih lunak untuk mengklasifikasikan kredit macet dalam upaya untuk mendukung pinjaman dan menjaga ekonomi tetap stabil. Pemerintah mendorong bank-bank untuk meningkatkan kredit guna menyelamatkan usaha kecil, kelompok yang paling parah terkena dampak karantina.

Menurut Xiao Yuanqi, chief risk officer di CBIRC, rasio Non-performing loan (NPL)industri akan terus naik pada kuartal II/2020, tetapi risiko secara keseluruhan berada di bawah kendali.

Sementara itu, regulator perbankan mengatakan telah menyusun rencana untuk merestrukturisasi beberapa bank menengah dan kecil, sebagian besar dengan langkah-langkah berorientasi pasar.

Sekitar 7,1 triliun yuan pinjaman baru diberikan dalam tiga bulan pertama tahun ini, naik lebih dari 20 persen dari tahun sebelumnya. Kemarin, Dewan Negara mengumumkan rencana menurunkan rasio cakupan kredit macet untuk bank menengah dan kecil sebesar 20 poin persentase secara bertahap, melepaskan kredit tambahan untuk mendukung usaha kecil dan mikro.

Perusahaan-perusahaan asuransi nasional juga berada di bawah tekanan. Pertumbuhan premi asuransi anjlok 13 poin persentase di kuartal ini, naik hanya 2,3 persen dari tahun sebelumnya. Klaim asuransi kredit melonjak 50 persen, menurut CBIRC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper