Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tuding China Tahan Data Covid-19 untuk Keuntungan Komersial

Penasihat Gedung Putih Peter Navarro menuding China mungkin menahan data awal infeksi virus corona jenis baru Covid-19 karena ingin memenangi persaingan komersial untuk membuat vaksin.
Sepasang orang tua beserta bayinya menggunakan pakaian pelindung saat berada di Bandara Internasional Tianhe Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah virus corona jenis baru COVID-19 pada Jumat (10/4/2020)./Antara/Reuters
Sepasang orang tua beserta bayinya menggunakan pakaian pelindung saat berada di Bandara Internasional Tianhe Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah virus corona jenis baru COVID-19 pada Jumat (10/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON – Penasihat Gedung Putih Peter Navarro menuding China mungkin menahan data awal infeksi virus corona jenis baru Covid-19 karena ingin memenangi persaingan komersial untuk membuat vaksin.

Amerika Serikat, negara yang paling parah terdampak pandemi corona menurut statistik resmi, berulang kali meminta Beijing untuk berbagi data awal mengenai wabah tersebut, yang dimulai di Wuhan, China.

"Salah satu alasan mengapa mereka mungkin tidak membiarkan kami masuk dan memberi kami data tentang virus ini lebih awal, adalah mereka bersaing untuk membuat vaksin dan mereka berpikir ini hanya perlombaan bisnis yang kompetitif, itu adalah peluang bisnis sehingga mereka dapat menjual vaksin ke dunia," kata Navarro kepada Fox Business Network.

"Tapi kita akan mengalahkan mereka. Kita akan mengalahkan mereka karena kepemimpinan Presiden Trump," kata Navarro.

Dia mengemukakan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan (HHS) AS telah memulai kerja sama dengan sejumlah perusahaan.

Trump telah menunjuk Navarro, kritikus keras China, untuk menangani masalah jalur pasokan yang berkaitan dengan pandemi virus corona.

Saat ini tidak ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk Cobid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona yang telah membunuh lebih dari 165.854 orang secara global, dengan lebih dari 2,41 juta orang terinfeksi, menurut hitungan Reuters.

AS memiliki lebih dari 760.000 infeksi virus corona yang dikonfirmasi dan lebih dari 41.100 kematian.

Pemerintah AS telah menghentikan kesepakatan dengan Johnson & Johnson dan Moderna Inc dan mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan setidaknya dua perusahaan lain untuk mempersiapkan mereka untuk memproduksi sejumlah besar vaksin corona bahkan sebelum vaksin yang aman dan efektif tersedia.

Sebagian besar pejabat kesehatan masyarakat mengatakan tidak ada vaksin yang diperkirakan siap digunakan hingga setidaknya 2021, karena itu masih harus diuji secara luas pada manusia sebelum diberikan kepada ratusan juta, jika bukan miliaran, orang untuk mencegah infeksi.

Direktur Badan Penelitian dan Pengembangan Tingkat Lanjut Biomedis HHS mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa pihaknya berencana mendukung lima atau enam kandidat vaksin eksperimental dengan harapan memiliki dua atau tiga yang sukses.

China telah menyetujui setidaknya tiga vaksin virus corona eksperimental untuk diuji pada manusia sejak wabah virus.

Surat kabar Beijing Daily yang dikontrol pemerintah mengutip direktur di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, yang mengatakan bahwa China mungkin menggunakan vaksin eksperimental pada beberapa orang, seperti pekerja medis, pada awal tahun ini.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo minggu lalu mendesak diplomat tinggi China tentang perlunya transparansi penuh dan berbagi informasi dalam perang melawan virus. China menegaskan negara itu transparan dan telah mengkritik tajam pejabat AS yang meragukan hal itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper