Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, PAPDI, mengatakan tren kasus Covid-19 di Singapura yang melonjak tinggi di Asia Tenggara sebagai suatu hal yang wajar.
Sekretaris Jenderal PB PAPDI Eka Ginanjar menjelaskan test rate atau tes per 1 juta penduduk di Singapura tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Dia menyebutkan angka tes per 1 juta penduduk Singapura mencapai 16,203.
“Sedangkan Indonesia terendah, hanya 160 tes per 1 juta penduduk,” kata dia melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Selasa (21/4/2020).
Menurut Eka wajar jika kasus di Singapura cenderung tinggi di angka nasional berjumlah 8.014. Artinya, lanjut Eka, Pemerintah Singapura telah melakukan tes terhadap warganya dengan kapasitas yang banyak untuk memetakan sebaran kasus dengan lebih riil.
“Dengan demikian, Pemerintah Singapura bisa mengontrol dan memantau yang positif Covid-19 supaya tidak menularkan dan kalau jatuh sakit segera bisa ditangani, makannya kematiannya rendah di Singapura, hanya 11 orang atau CFR di bawah 1 persen,” ujar Eka.
Singapura melaporkan kasus tertinggi harian Covid-19 sebanyak 1.426 sehingga total nasional menjadi 8.014 atau yang tertinggi di Asia Tenggara sejak dua hari terakhir.
Indonesia mencatat 6.760 kasus dan Filipina sebanyak 6.459 berdasarkan data dari worldometers.info.
Sebagian besar kasus baru di Singapura, yakni sebanyak 1.369, adalah dari pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing, menurut data terbaru Departemen Kesehatan Singapura, Senin malam.
"Peningkatan besar harian terus berlanjut untuk pemegang izin kerja yang tinggal di asrama. Kami mencatat lebih banyak kasus karena pengujian ekstensif," menurut kementerian tersebut seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (21/4/2020).
Disebutkan bahwa kasus itu bukan infeksi baru karena pekerja tinggal di kamar mereka dan banyak yang tidak dilaporkan sakit. Tetapi ketika tim masuk untuk menguji mereka, banyak yang berubah menjadi positif.
Sebagian besar dari mereka memiliki penyakit ringan dan sedang dipantau di fasilitas isolasi masyarakat atau bangsal umum. Akan tetapi tidak ada yang masuk ke unit perawatan intensif, menurut Depkes Singapura.
Jumlah kasus baru di antara pemegang izin kerja yang tinggal di luar asrama terus bertambah, yakni 32 kasus. Kasus-kasus itu naik dari rata-rata 13 kasus per hari pada minggu sebelumnya, menjadi rata-rata 24 per hari dalam seminggu terakhir, menurut Depkes.
Sedangkan untuk komunitas lokal, ada 25 kasus, yang terdiri dari 18 warga Singapura dan penduduk tetap dan tujuh pemegang izin kerja.