Bisnis.com, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) dalam laporan World Economic Outolook, memperkirakan pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di Asia akan mengalami penurunan signifikan tahun ini seiring dengan krisis akibat virus Corona.
Indonesia diprediksi hanya tumbuh 0,5 persen akibat aktivitas ekonomi yang tertekan karena pandemi virus Corona. Negara Asia lainnya, seperti India diperkirakan tumbuh 1,9 persen. Sementara itu, Thailand akan mengalami kontraksi besar hingga -6,7 persen.
Namun, regional Emerging Asia diproyeksikan menjadi satu-satunya wilayah dengan tingkat pertumbuhan positif pada tahun 2020 sebesar 1,0 persen, 5 persentase poin di bawah rata-rata pertumbuhan pada dekade sebelumnya.
Indikator ekonomi China seperti produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap menunjukkan kontraksi dalam kegiatan ekonomi pada kuartal pertama bisa sekitar 8 persen secara tahunan.
"Wilayah lain diproyeksikan mengalami perlambatan parah atau kontraksi langsung dalam kegiatan ekonomi, termasuk Amerika Latin (-5,2 persen) - dengan perkiraan pertumbuhan Brasil di -5,3 persen dan Meksiko di -6,6 persen," tulis ekonom IMF dalam laporannya, dilansir Selasa malam (15/4/2020).
Kontraksi juga diperkirakan terjadi di Eropa (–5,2 persen), Rusia (–5,5 persen), Timur Tengah dan Asia Tengah (–2,8 persen), dengan perkiraan pertumbuhan Arab Saudi pada –2,3 persen.
Baca Juga
Dalam laporannya, IMF memprediksikan "Great Lockdown" akan menjadi peristiwa resesi terparah sejak Depresi Besar. Organisasi internasional itu juga memperingatkan bahwa kontraksi dan pemulihan ekonomi dunia akan mengarah ke skenario terburuk dari yang diperkirakan jika virus Corona bertahan lama atau kembali mencuat.
Namun, pertumbuhan global diperkirakan akan pulih ke 5,8 persen pada 2021, mencerminkan normalisasi kegiatan ekonomi dari tingkat yang sangat rendah. Tahun depan, kelompok ekonomi maju diperkirakan tumbuh 4,5 persen, sementara pertumbuhan untuk pasar negara berkembang dan kelompok ekonomi berkembang diperkirakan 6,6 persen.