Bisnis.com, KINSHASA – Republik Demokratik Kongo (dahulu Zaire) mencatat kasus baru virus Ebola ketiga pada Senin (13/4/2020) di tengah sebagian besar belahan dunia disibukkan oleh pandemi virus corona jenis baru COVID-19.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus itu mengenai anak perempuan berusia 7 tahun yang mulai menunjukkan gejala seusai mengunjungi pusat kesehatan yang sama seperti dua kasus sebelumnya.
Sebagaimana dilaporkan Antara pada Selasa (14/4/2020) dengan mengutip Reuters, setelah lebih dari 7 pekan tanpa infeksi baru, RD Kongo pada Minggu berencana menandai berakhirnya wabah virus mematikan kedua dalam sejarah, hingga satu kasus dilaporkan pada Jumat di Kota Beni.
Tanggapan terhadap epidemi tersebut, yang telah menelan lebih dari 2.200 orang sejak Agustus 2018, terhalang oleh ketidakpercayaan masyarakat dan serangan milisi, yang mencegah pekerja kesehatan menjangkau sejumlah daerah yang terdampak parah.
Ketiga pasien dalam kasus baru Ebola itu mengunjungi Pusat Kesehatan Horizon di Beni, kata Boubacar Diallo, wakil manajer peristiwa untuk tanggap Ebola WHO.
Si anak mulai mengalami gejala hanya pada 11 April, yang berarti ia memiliki kesempatan bagus untuk bertahan hidup dan tidak dianggap begitu menular. "Kami rasa, kami akan segera mencegah wabah ini," kata Diallo.
Belum diketahui pasti bagaimana kasus pertama, tukang listrik berusia 26 tahun, tertular virus. Dia tidak melakukan kontak dengan pasien Ebola lainnya dan bukan orang yang selamat dari virus, yang dapat kambuh tersebut, kata pemerintah pada Jumat.