Bisnis.com, JAKARTA -- Spanyol mencatatkan penambahan kasus baru corona (COVID-19) terendah pada hari ini sejak 20 Maret. Namun, pemerintah setempat masih jauh dari percaya diri dengan kondisi tersebut.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (13/4/2020), dalam 24 jam terdapat 3.477 kasus baru sehingga total kasus positif corona di Spanyol mencapai 169.496. Adapun, tingkat kematian mencapai 517 orang yang menjadikan total meninggal dunia menjadi 17.489 orang.
Spanyol memasuki pekan kelima masa lockdown. Negara Matador ini telah menggeser Italia sebagai penyebar COVID-19 terbesar di Eropa. Spanyol juga memiliki lebih banyak kasus daripada negara mana pun, selain AS.
Perdana Menteri Pedro Sanchez mengajak politikus dan unit bisnis untuk bekerja sama membangun kembali ekonomi di saat wabah ini menyebar di luar kendali.
“Pertarungan melawan virus adalah perang yang membutuhkan pengorbanan dari banyak orang,” katanya.
Sanchez menuai kritik dari lawan politiknya atas penanganan wabah yang membuat rumah sakit kewalahan dan kekurangan peralatan vital.
Baca Juga
Wabah di Spanyol telah membuat perekonomian merosot lebih dari 10 persen pada kuartal I/2020, menurut Oxford Economics pada 3 April lalu.
Namun, Sanchez telah menyiapkan paket stimulus senilai 100 miliar euro atau US$109 miliar dan itu bisa berarti kontraksi kurang dari 4,5 persen untuk tahun secara keseluruhan, menurut Bank Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA.
Berdasarkan laporan CNN International, restriksi yang diterapkan Spanyol mulai merenggang, terlihat dari sejumlah orang yang kembali bekerja.
Peregangan yang mengundang kontroversi ini ditujukan pada sektor seperti konstruksi dan manufaktur, tetapi layanan yang tidak penting seperti gerai ritel, bar, dan tempat hiburan harus tetap ditutup.