Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kronologi Bentrok Berujung Maut Oknum TNI-Polri di Papua

Saat puluhan anggota Polres Membramo Raya lari, anggota TNI tersebut melakukan penembakan secara brutal dan menyebabkan tiga orang tewas di lokasi. Adapun, dua lainnya terkena luka tembak.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw./Antara
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw membenarkan insiden bentrokan antara TNI-Polri di wilayah Memberamo Raya Papua disebabkan masalah sepele.

Dia menjelaskan bahwa masalah tersebut terjadi pada Jumat 10 April 2020 sekitar pukul 14.30 WIT, di mana ada anggota Polri yang bernama Bripda Petrus Douw menyewa motor dari Rahmah Sakai yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan. 

Petrus menjanjikan Rahman Sakai uang sebesar Rp50.000 per jam untuk biaya sewa motornya itu. Ternyata, Petrus menggunakan sepeda motor itu selama tiga jam, dan hanya dibayar Rp50.000 yang seharusnya dibayar Rp150.000 untuk 3 jam.

Setelah terjadi pertengkaran mulut antara mereka berdua, Rahman mengadukan hal itu kepada tukang ojek pangkalan yang lainnya, dan disarankan mengadukan hal tersebut ke Satgas Yonif 755 TNI.

Selanjutnya, sekitar 10 orang anggota TNI dari Satgas Yonif 755 mencari Bripda Petrus Douw serta melakukan pengeroyokan terhadap korban. Tidak terima dikeroyok anggota TNI, Bripda Petrus mengadukan hal tersebut kepada anggota Polres Memberamo Raya Papua.

Pada Minggu 12 April 2020 sekitar pukul 07.15 WIT, sekitar 20 anggota Polres Memberamo Raya yang dipimpin Bripka John Tahapari-KBO Sabhara Polres Memberamo Raya mendatangi Pos Pengamanan Satgas Yonif 755 di Kasoneweja dengan maksud untuk menyelesaikan masalah pengeroyokan yang terjadi dua hari sebelumnya terhadap Bripka Petrus.

Saat Bripka John Tahapari menanyakan pelaku pemukulan Bripka Petrus Douw ke salah satu anggota TNI yang berjaga di Pos Pengamanan Satgas Yonif 755, John langsung dipukul mundur, dan ditodong senjata.

Selanjutnya, saat puluhan anggota Polres Membramo Raya lari, anggota TNI tersebut melakukan penembakan secara brutal dan menyebabkan tiga orang tewas di lokasi. Adapun, dua lainnya terkena luka tembak.

"Iya, ini sebenarnya hanya karena masalah sepele dan saya tegaskan bahwa ini hanya masalah individu masing-masing, bukan soal institusi. Kalau secara institusi, TNI-Polri terus bersinergi," tutur Paulus kepada Bisnis melalui sambungan telepon, Senin (13/4/2020).

Berikut data anggota Polres Memberamo Raya Papua yang terluka dan tewas di tangan Satgas Yonif 755:

Meninggal Dunia:

1. Briptu Marcelino Rumaikewi anggota Satuan Reskrim Polres Mamberamo Raya, mengalami luka tembak pada leher bagian kanan sebanyak 1 kali.

2. Bripda Yosias Dibangga anggota dari Satuan Sabhara Polres Mamberamo Raya, mengalami luka tembak pada bagian leher kiri 1 kali.

3. Briptu Alexander Ndun anggota Reskrim Polres Mamberamo Raya, mengalami luka tembak pada paha kiri.

Korban Luka Tembak Selamat:

1. Bripka Alva Titaley anggota Reskrim dari Polsek Mamteng, mengalami luka tembak pada paha kiri sebanyak 1 kali.

2. Brigpol Robert Marien anggota SPKT mengalami luka tembak pada punggung belakang sebanyak 3 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper