Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Achmad Yurianto: Kami Menemukan Ketidakefektifan Kebijakan Physical Distancing

Tidak efektifnya kebijakan tersebut karena disipilin masyarakat masih banyak yang belum terbangun. Oleh karena itu, pemerintah pusat memberikan pemerintah daerah kesempatan untuk menerapkan PSBB.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Perbaruan data (update) jumlah korban virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih memperlihatkan angka yang tinggi hingga Rabu (8/4/2020). Pada 24 jam terakhir saja, ada penambahan 218 orang yang positif terpapar virus Corona. Sedangkan dari Senin (6/4) ke Selasa (7/4), terdapat penambahan yang tak jauh berbeda, 247 orang.

Artinya, dalam dua hari terakhir, ada penambahan pasien positif berada di angka 200-an. Demikian juga penambahan dari Minggu (5/4) ke Senin (6/4), yang berada di angka 218 orang.

Fakta-fakta tersebut sebenarnya beririsan dengan kebijakan pemeirntah yang menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik). Masalahnya, kebijakan ini seperti tak efektif diterapkan di tengah masyarakat. Setidaknya, hal itu diamini oleh Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Yuri, begitu ia biasa disapa, mengatakan pihaknya menemukan adanya ketidakefektifan pelaksanaan physical distancing. "Saat ini dirasa perlu oleh pemerintah untuk memperkuat physical distancing, karena dalam beberapa hari terakhir kita masih mendapatkan ketidakefektifan pelaksanaan akibat disipilin yang belum terbangun di tengah masyarakat," ucap Yuri.

Dengan kenyataan itu, Yuri pun mengatakan bahwa hal ini lah yang menjadi dasar bagi pemerintah pusat memberi kebebasan bagi pemerintah daerah untuk mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar di masing-masing wilayah--dengan keputusan ada di pusat.

"Ini untuk meningkatkan efektivitas physical distancing. Tujuan dari PSBB ini bukan melarang, tapi membatasi. Karena kita sama-sama pahami faktor pembawa penyakit ini adalah manusia," ucap Yuri.

"Kenapa kita membatasi? Karena kita meyakini banyak kasus positif tanpa gejala."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper