Bisnis.com, JAKARTA - Perbaruan data (update) jumlah korban virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih memperlihatkan angka yang tinggi hingga Rabu (8/4/2020). Pada 24 jam terakhir saja, ada penambahan 218 orang yang positif terpapar virus Corona. Sedangkan dari Senin (6/4) ke Selasa (7/4), terdapat penambahan yang tak jauh berbeda, 247 orang.
Artinya, dalam dua hari terakhir, ada penambahan pasien positif berada di angka 200-an. Demikian juga penambahan dari Minggu (5/4) ke Senin (6/4), yang berada di angka 218 orang.
Fakta-fakta tersebut sebenarnya beririsan dengan kebijakan pemeirntah yang menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik). Masalahnya, kebijakan ini seperti tak efektif diterapkan di tengah masyarakat. Setidaknya, hal itu diamini oleh Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.
Yuri, begitu ia biasa disapa, mengatakan pihaknya menemukan adanya ketidakefektifan pelaksanaan physical distancing. "Saat ini dirasa perlu oleh pemerintah untuk memperkuat physical distancing, karena dalam beberapa hari terakhir kita masih mendapatkan ketidakefektifan pelaksanaan akibat disipilin yang belum terbangun di tengah masyarakat," ucap Yuri.
Dengan kenyataan itu, Yuri pun mengatakan bahwa hal ini lah yang menjadi dasar bagi pemerintah pusat memberi kebebasan bagi pemerintah daerah untuk mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar di masing-masing wilayah--dengan keputusan ada di pusat.
"Ini untuk meningkatkan efektivitas physical distancing. Tujuan dari PSBB ini bukan melarang, tapi membatasi. Karena kita sama-sama pahami faktor pembawa penyakit ini adalah manusia," ucap Yuri.
Baca Juga
"Kenapa kita membatasi? Karena kita meyakini banyak kasus positif tanpa gejala."