Bisnis.com, JAKARTA – Tiga negara di Eropa yang paling terpukul oleh adanya pandemi virus corona baru atau COVID-19 mulai menunjukkan tanda-tanda awal pelambatan virus, setelah 3 minggu tindakan lockdown masing-masing negara.
Ketiga negara tersebut adalah Italia, Spanyol, dan Prancisyang semuanya melaporkan penurunan dalam jumlah kematian harian dari virus corona pada Minggu (5/4).
Negara-negara tersebut juga dilaporkan mulai menunjukkan penurunan level dalam tingkat kasus infeksi baru dalam lebih dari 1 haru berturut-turut. Berikut ini adalah gambaran penurunan kasus di tiga negara Eropa tersebut.
Italia
Italia merupakan negara dengan tingkat kematian akibat virus corona baru tertinggi di dunia, dengan lebih dari 15.000 kasus kematian. Negara yang mengalami krisis tersebut akhirnya melakukan kebijakan lockdown pada 10 Maret lalu.
Sekitar 3 minggu setelah implementasi kebijakan tersebut, tepatnya pada 30 Maret, kasus harian virus corona baru di Italia turun dari 5.217 kasus menjadi 4.050 kasus.
Sejak saat itu, kasus-kasus tersebut hanya meningkat secara moderat, sekitar 4.000 hingga 4.800 kasus per hari. Jauh lebih rendah dari puncak infeksi baru per hari pada 21 Maret yang mencapai angka 6.557 kasus baru harian.
Pada hari ke 27 setelah lockdown, Italia juga melaporkan penurunan angka kematian berturut-turut dala tiga hari yakni menjadi 525 kasus. Jumalh tertingginya terjadi pada 27 Maret dengan 919 kematian dalam satu hari.
Spanyol
Spanyol juga membutuhkan waktu sekitar 3 minggu atau 21 hari untuk menunjukkan adanya indikasi penurunan jumlah kasus baru dan kematian yang lebih rendah. Negara ini melakukan kebijakan lockdown per 14 Maret lalu.
Negara ini menunjukkan penurunan ketiga beruntun dalam hal kematian akibat virus pada Minggu (3/4), dengan catatan 694 kasus kematian, dari sebelumnya yang mencapai angka 850 kematian per hari.
Kasus-kasus infeksi baru di Spanyol juga mulai menurun sejak 2 April lalu. Pada Minggu lalu, kasus barunya turun tajam dari 6.969 per hari menjadi 5.478 kasus anyar per hari.
Prancis
Negara Prancis melakukan kebijakan lockdown pada 17 Maret, satu minggu setelah penetapan di Italia. Seperti dua negara sebelumnya, kasus baru dan angka kematian di Prancis juga mulai melambat sejak akhir pekan lalu.
Namun demikian, gambaran di Prancis ini masih agak kurang jelas karena terdistorsi oleh lonjakan besar dalam hal kasus anyar dan kematian baru-baru ini yang berasal dari kasus yang tidak dilaporkan sebelumnya.
Pada Minggu lalu, setidaknya Prancis mencatatkan jumlah kematian sebanyak 518 kasus dalam sehari akibat virus corona. Angka ini mulai menunjukkan adanya penurunan dari sebelumnya yang tercatat sebanyak 1.355 kasus.
Pada hari yang sama, Prancis juga menunjukkan penurunan angka kasus baru yakni sebanyak 2.886 kasus. Angka ini turun dari hari-hari sebelumnya, terhitung 19 hari sejak Prancis melakkan kebijakan penguncian wilayah.
China (Hubei)
Skala waktu penguncuan antara 3 hingga 4 minggu yang memengaruhi penyebaran virus secara luas di negara-negara Eropa menunjukkan konsistensi yang serupa dengan yang dilakukan China di Hubei sebelumnya.
Hubei, tempat sebagian besar kasus China ditemukan dikunci pada 23 Januari. Angka dari Worldometer menunjukkan bahwa setiap hari kasus baru yang dilaporkan mulai menurun pada 14 Februari, atau 23 hari setelah implementasi lockdown.
Sebelumnya di China juga sempat mengalami lonjakan besar dalam jumlah kasus pada 12 Februari ketika metode diagnosis virus diperluas. Akan tetapi, pada 24 Februari (1 bulan setelah lockdown) angka kasus baru dan kematian di Hubei melewati fase penurunan yang konsisten.
Data-data ini barangkali bisa menjadi patokan bagi negara-negara lain untuk melakukan berbagai langkah upaya pencegahan virus, sembari memperhitungkan dampak-dampak lain yang timbul dari kebijakan yang diambil, serta berapa lama kira-kira waktu yang dibutuhkan.