Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Uni Eropa bersaing untuk menetapkan tanggapan terpadu atas dampak ekonomi pandemi virus corona.
Seminggu setelah video conference yang diikuti 27 pemimpin negara anggota UE berakhir sengit dan saling tuding, pemerintah kawasan euro masih berselisih mengenai respons yang tepat terhadap dampak ekonomi dari virus itu, terutama di negara-negara yang paling terpukul seperti Italia dan Spanyol.
Prancis dan Belanda berada di pihak yang berlawanan, sementara Komisi Eropa meluncurkan rencana pinjaman untuk mencegah pengangguran.
Kondisi yang menempatkan kawasan euro pada risiko resesi terbesar dalam sejarah ini mengingatkan kembali pada krisis utang satu dekade lalu yang juga dibumbui perdebatan sengit yang mengadu pemerintah Eropa utara dan selatan di tengah ketidaksepakatan atas mutualisasi utang.
Dilansir Bloomberg, Kamis (2/4/2020), menurut sebuah memo, Prancis mengusulkan pembentukan dana pemulihan ekonomi untuk mendukung negara-negara yang paling terpukul akibat pandemi ini. Usul ini didasarkan pada gagasan penerbitan surat utang bersama untuk membiayai penanganan krisis.
Prancis juga menginginkan European Stability Mechanism (ESM), dana talangan kawasan euro yang diciptakan selama krisis utang, untuk menetapkan batas kredit untuk pandemi.
Baca Juga
Para pejabat kawasan Euro mengatakan sulit untuk melihat bagaimana negara-negara garis keras seperti Jerman dan Belanda, yang sejauh ini menentang pembicaraan tentang mutualisasi utang, dapat mendukung proposal Perancis.
Setelah mendapat kritik karena kurangnya solidaritas terhadap negara-negara yang paling terpukul, Belanda mengusulkan dana darurat sebanyak 20 miliar euro (US$ 22 miliar).
Dana itu hanya akan digunakan untuk bantuan darurat penanganan pandemi. Sedangkan langkah-langkah ekonomi lainnya seperti pendanaan pekerjaan dan akan dibiayai oleh kontribusi bilateral negara-negara anggota.
Pejabat senior kementerian keuangan sedang membahas dua proposal dalam konferensi video pada Rabu malam, (1/4/2020), jelang pertemuan menteri keuangan minggu depan.
Sementara sejauh ini tampaknya belum ada kesepakatan mengenai penerbitan surat utang bersama, langkah yang berpusat pada penggunaan fasilitas kredit ESM. Pejabat sedang mencari tahu apakah mereka dapat secara efektif menghapus persyaratan yang melekat pada pinjaman itu.
Namun, Italia berpendapat bahwa fasilita kredit itu akan membawa stigma dan bukan alat yang tepat untuk mengatasi guncangan simetris terhadap ekonomi semua negara anggota tanpa pandang bulu.
Sebelumnya, Komisi Eropa mengisyaratkan pihaknya akan mengungkap rencana 100 miliar euro untuk membantu pemerintah agar perusahaan mempertahankan pekerjanya. Langkah ini akan menggunakan skema pinjaman yang didukung oleh jaminan dari negara-negara anggota UE.
"Ini dimaksudkan untuk membantu Italia, Spanyol, dan semua negara lain yang telah terpukul," kata Presiden Komisi Ursula von der Leyen dalam sebuah pernyataan.
Dia melanjutkan, bantuan ini penting agar setelah permintaan kembali meningkat, tidak terjadi penundaan produksi. Von der Leyen tidak memberikan rincian lengkap tentang proyek tersebut dan akan diumumkan sepenuhnya oleh komisi akhir pekan ini.
Menurut rancangan rencana komisi, pemerintah UE akan dapat meminta bantuan keuangan jika pengeluaran publik tiba-tiba sangat meningkat pada 1 Februari 2020, karena adopsi langkah-langkah nasional yang berhubungan langsung dengan skema kerja jangka pendek wabah virus corona