Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO Sebut Jumlah Kematian Virus Corona Akan Mencapai 50.000 Kasus Dalam Beberapa Hari

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan tingkat kematian yang disebabkan oleh pandemi virus corona baru ini dan menyebutnya dengan istilah sangat memprihatinkan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus

Bisnis.com, JAKARTA – World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa jumlah kematian akibat virus corona baru atau COVID-19 di seluruh dunia akan melewati angka 50.000 kasus dalam beberapa hari mendatang.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan tingkat kematian yang disebabkan oleh pandemi virus corona baru ini dan menyebutnya dengan istilah sangat memprihatinkan.

“Selama lima minggu terakhir, kami telah menyaksikan pertumbuhan yang eksponensial dalam jumlah kasus baru yang di setiap negara di dunia,” katanya seperti dikutip dari Sky, Kamis (2/4).

“Jumlah kasus meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir. Dalam beberapa hari ke depan, kita akan mencapai satu juta kasus yang terkonfirmasi dengan jumlah 50.000 kasus kematian,” imbuhnya.

Sementara China, tempat virus itu berasal telah berhasil meredam gelombang infeksi di dalam negeri. Negara lainnya di Eropa dan Amerika Serikat justru mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Hingga hari ini, Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol bahkan telah memiliki jumlah kasus infeksi terkonfirmasi yang lebih tinggi dari China. Amerika Serikat memiliki lebih dari 200.000 kasus, Italia dan Spanyol dengan lebih dari 100.000 kasus, sementara China dengan 81.000 kasus.

Dengan kondisi yang memprihatinkan ini, Ghebreyeses meminta bantuan lebih banyak kepada seluruh pihak untuk diarahkan pada negara-negara berkembang, termasuk Afrika, Amerika Tengah dan Selatan yang berpotensi memiliki konsekuensi serius.

Menurutnya, negara berkembang memiliki sistem layanan kesehatan yang belum memadai. Tidak dilengkapi dengan alat pendeteksi, pengujian, dan fasilitas isolasi yang baik sehingga kemungkinan besar virus bisa menyebar secara luas.

“Banyak negara meminta orang untuk tinggal di rumah dan menghentikan pergerakan massa, yang dapat membantu membatasi penularan virus tetapi memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan pada rakyat miskin dan rentan,” katanya.

Akan tetapi, dia juga menawarkan beberapa harapan karena dunia telah secara kolektif belajar dan meneliti banyak hal tentang virus corona baru ini, untuk menemukan pengobatan dan vaksin yang efektif melawan serta mencegah virus.

Dia mengatakan bahwa sekitar 74 negara telah bergabung dalam uji coba penanganan COVID-10 dengan lebih dari 200 pasien yang masuk dalam kelompok penelitian, “Setiap pasien yang bergabung dalam uji coba membuat kita selangkah lebih dekat untuk mengetahui obat mana yang bekerja,” tandasnya.

Adapun berdasarkan data dari Worldometer hingga hari ini, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai angka 935.431 kasus infeksi, dengan jumlah kematian sebanyak 47.194 kasus dan angka pasien pulih sebanyak 193.999 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Syaiful Millah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper