Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu majalan paling fenomenal di dunia, Playboy, mengumumkan penghentian edisi cetak untuk sisa tahun 2020.
Hal tersebut diumumkan oleh CEO Playboy Enterprises, Ben Kohn, melalui surat terbuka di situs Medium.com.
Keputusan untuk menghentikan edisi cetak yang sebelumnya terbit setiap tiga bulan sekali sejak 2019 ini sebelumnya dibahas secara internal sejak beberapa waktu belakangan. selama beberapa waktu.
Namun rencana tersebut dipercepat menyusul krisis dari virus corona (Covid-19).
“Ketika gangguan dari pandemi virus corona terhadap produksi konten dan rantai pasokan semakin terlihat, kami terpaksa mempercepat rencana yang kami sepakatai secara internal. Kami akan mengalihkan seluruh konten kami ke edisi digital termasuk Playboy Interview, 20Q, Playboy Advisor dan tentu saja Playmate," lanjutnya.
Ia menambahkan, masih ada kemungkinan bahwa edisi cetak kembali berlanjut pada tahun 2021, namun dengan bentuk baru, seperti edisi khusus atau konten kerja sama.
Baca Juga
“Media cetak adalah awal dari kami dan akan selalu menjadi bagian dari jati diri kami,” ungkap Kohn.
Majalah Playboy didirikan oleh mendiang Hugh Hefner pada tahun 1953 dan telah menjadi merek global dengan sejumlah ekspansi meliputi acara TV, merek dagang, resor, klub, label rekaman, dan acara.
Playboy telah menerbitkan karya dari banyak penulis terkenal, termasuk Joyce Carol Oates, James Baldwin, Margaret Atwood, dan Saul Bellow. Playboy mulai menjadi pusat perhatian dan kontrovesi sejak awal menampilkan foto telanjang.
Pada 2016, majalah tersebut mencoba tidak lagi menerbitkan konten wanita telanjang. Namun pada 2017, Playboy menarik kembali keputusan tersebut.