Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menangani virus corona (Covid-19) masih payah.
Wakil Ketua DPR Bidang Industri dan Perdagangan Rachmat Gobel menyampaikan rasa prihatin atas perkembangan jumlah penderita Covid-19, yang terus meningkat. Dia menilai, pemerintah terlihat serius memperbaiki sistem, komunikasi dan proses penanganan medis.
“Saya melihat upaya yang dilakukan Presiden Joko Widodo menekan penyebaran virus juga terus diperbaiki,” tulisnya dalam keterangan resmi, Rabu (18/3/2020)
Meski demikian, pihaknya memberikan beberapa catatan buat pemerintah untuk dijadikan pelajaran dalam menanggulangi pandemi di masa mendatang. Pasalnya, pemerintah terlihat gagap karena kalah cepat dengan kemunculan penderita positif virus corona.
Menteri Perdagangan ke-33 yang menjabat pada periode 2014-2015, menilai bahwa pemerintah kurang cepat mempersiapkan mitigasi bencana penanganan penyebaran virus corona. Langkah mitigasi juga belum maksimal ketika Presiden Jokowi mengumumkan dua kasus pertama pada awal Maret.
“Seharusnya, sejak awal ada penularan virus corona di China pada Desember 2019, dan menyebar ke beberapa negara secara cepat, Indonesia sudah mempersiapkan langkah antisipasi. Pemerintah seharusnya melakukan dan mempelajari proses mitigasi yang dilakukan oleh negara seperti China, Jepang, Korsel, Singapura, dan beberapa negara Eropa,” tuturnya.
Rachmat Gobel mengungkapkan negara-negara yang memiliki pasien virus corona, sudah menangani pasien sesuai standar WHO sehingga bisa menyembuhkan pasien yang datang secara masif. “Pemerintah negara lain benar-benar siap mengadakan rumah sakit karantina untuk isolasi yang didukung dengan perencanan terpadu.”
Dia juga mempertanyakan kesiapan dana untuk menangani wabah Covid-19 ini. Jika tidak ada pos dana darurat yang sudah dialokasikan maka perlu pembicaraan sesegera mungkin dengan parlemen.
“Semua itu harus dilakukan secara sistem. Tidak bisa ad hoc atau parsial sebab hasilnya akan sia-sia begitu kasus pandemi ini selesai. Begitu muncul pandemi baru, kita kembali gagap lalu kalang kabut,” tegasnya.
Rachmat juga mengatakan, koordinasi yang dilakukan antara pusat dan daerah sudah lumayan baik dan patut diapresiasi. Namun demikian lanjut dia, koordinasi masih harus lebih dioptimalkan. Presiden, lanjutnya, sampai harus mengingatkan agar daerah tidak mengambil keputusan atau langkah secara sendiri-sendiri.
Penegasan Presiden itu tuturnya, memberikan persepsi bahwa ada kebijakan yang tidak sinkron antara daerah dan pusat. Apabila koordinasi ini tidak ditangani dengan baik dan simultan, akan membingungkan masyarakat.
“Saya sendiri akan segera usulkan kepada Ketua DPR agar segera mengadakan rapat dengan seluruh unsur terkait Pemerintah dan lembaga. Intinya, membahas pandemi ini dengan segala persoalannya dan mencari solusinya yang efektif,” tutur legislator Partai Nasdem ini.
Dampak Tidak Langsung
Rachmat Gobel mengingatkan pemerintah juga harus mengamati dampak tidak langsung di sektor ekonomi industri dan perdagangan antara Indonesia-China-Asean dan global dengan menjalin komunikasi bersama parlemen, lembaga, dan para pakar untuk menilai berbagai faktor yang bisa menghambat laju investasi dan kegiatan investasi di Indonesia saat penyebaran virus corona terjadi.
“Pemerintah harus mengambil sejumlah langkah antisipasi dan harus mengoptimalkan pasar domestik. Memperluas pasar baru ekspor di luar pasar tradisional seperti Afrika dan Asia Selatan. Meski nilai awalnya kecil dibandingkan dengan pasar tradisional. Namun, jika bisa dibuka dengan konsisten dalam jangka panjang akan membuka peluang permintaan yang konsisten di masa-masa mendatang,” katanya.
Perkembangan terbaru pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah signifikan. Berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah per Rabu (18/3/2020), terdapat tambahan 55 pasien baru yang terpapar virus corona.
Kini total pasien positif terinfeksi virus corona menjadi 227 orang yang positif terpapar virus corona. Sementara itu, jumlah pasien meninggal mencapai 19 orang.