Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperluas karantina selama sebulan, atau hingga 12 April 2020 di seluruh Pulau Luzon yang juga mencakup Ibu Kota Manila.
Karantina yang diperluas hingga Luzon akan mengunci sekira 60 juta orang itu bertujuan membendung penyebaran virus corona. Hal ini dipastikan akan menganggu ekonomi mengingat Luzon bertanggung jawab atas 70 persen hasil ekonomi negara itu. Hal itu juga mendorong penangguhan perdagangan saham, obligasi, dan mata uang tak terbatas mulai besok.
Luzon akan dikarantina secara ketat oleh polisi dan militer. Transportasi umum akan ditangguhkan dan warga akan dipaksa bekerja dari rumah untuk membatasi pergerakan secara signifikan. Orang-orang hanya dibolehkan meninggalkan rumah untuk membeli makanan, obat-obatan, dan barang-barang kebutuhan pokok.
Virus corona di Filipina setidaknya telah menginfeksi 140 orang, belasan diantaranya meninggal dunia.
Hal ini diperkirakan akan menghentikan salah satu ekonomi yang tumbuh paling cepat di Asia dan berdampak pada puluhan ribu penerima upah harian, yakni pekerja konstruksi, pembantu rumah tangga, staf pengiriman.
Kemarin Duterte meluncurkan anggaran sebesar 27,1 miliar peso atau US$527 juta. Menurut analis, jumlah tersebut tidak akan cukup.
Baca Juga
Sekretaris Keuangan Carlos Dominguez mengatakan langkah-langkah lain akan dipertimbangkan bersama-sama dengan sektor swasta.
"Penguncian diperluas ke seluruh Luzon jelas akan menempatkan risiko penurunan yang lebih besar untuk pertumbuhan, karena kontribusi ekonomi pulau itu lebih besar dan faktor ketakutan bisa diperbesar," kata Euben Paracuelles, seorang ekonom di Nomura Holdings Inc. di Singapura, dilansir Bloomberg, Selasa (17/3/2020).
Bank Sentral Filipna atau Bangko Sentral ng Pilipinas akan mempertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin pada pertemuan Kamis pekan ini.
Paket fiskal Filipina diumumkan ketika pemerintah di seluruh Asia telah memberlakukan langkah-langkah stimulus untuk menumpulkan dampak ekonomi dari virus tersebut. Sementara bank sentral mengatakan tidak akan memajukan pertemuan yang dijadwalkan Kamis mendatang.
Adapun bank sentral di Korea Selatan dan Sri Lanka memangkas suku bunga pada pertemuan darurat kemarin setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga AS hingga mendekati nol pada Minggu (15/3/2020) malam.
Michael Ricafort, seorang ekonom di Rizal Commercial Banking Corp. mengatakan rencana anggaran untuk menangkal dampak virus corona yang dikeluarkan Manila sudah cukup layak. Namun, harus dibarengi dengan penurunan suku bunga setengah poin dan alternatif penopang ekonomi lainnya.
"Paket fiskal terlihat kecil hanya 0,1 persen dari PDB untuk mengimbangi risiko ini." kata Paracuelles.
Duterte juga mengatakan pemerintah akan mengurus kebutuhan pekerja seperti makanan dan sewa rumah. Dia mendorong bisnis untuk memajukan pembayaran bonus akhir tahun dan bagi perusahaan besar untuk membantu perusahaan kecil.
Sementara itu, Carlo Asuncion, seorang ekonom di Union Bank of Philippines mengatakan pertumbuhan PDB kuartal ini dapat turun menjadi 5 persen secara year-on-year dan 5,4 persen untuk 2020.