Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada Kamis (12/3/2020) mengklaim militer AS mungkin telah membawa virus corona ke kota Wuhan, lokasi awal penyebaran virus COVID-19.
China dan Amerika Serikat saling melempar kata-kata pedas setelah China tersinggung dengan komentar para pejabat AS yang menuduhnya lamban bereaksi terhadap virus, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan akhir tahun lalu.
Amerika juga menuduh pemerintah China tidak cukup transparan tentang virus.
Pada hari Rabu (11/3/2020) , Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan lambatnya reaksi China terhadap kemunculan virus corona mungkin telah merugikan dunia dua bulan.
Akun Twitter terverifikasi juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menulis kata-kata keras dalam bahasa Inggris dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat yang kurang transparan.
"Kapan pasien nol dimulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakit itu? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Jadilah transparan! Beberkan data kalian ke publik! AS berutang penjelasan!" tweet Zhao, dikutip dari Reuters, 13 Maret 2020.
Baca Juga
Zhao, seorang pengguna Twitter aktif, tidak menawarkan bukti atas klaim militer AS yang membawa virus ke China.
"Ini sangat mencengangkan sehingga mengubah banyak hal yang dulu saya yakini," tulis Zhao di akun resminya.
Kedutaan Besar AS di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang tweet Zhao.
Kritik Pejabat AS
Sebelumnya pada hari Kamis (12/3/2020), sesama juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengkritik pejabat AS atas komentar "tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab" yang menyalahkan tanggapan Beijing terhadap virus Corona karena memperburuk dampak global pandemi tersebut.
Ditanya tentang komentar O'Brien, Geng mengatakan di Beijing bahwa pernyataan para pejabat AS seperti itu tidak akan membantu upaya pengendalian wabah di AS.
Upaya China untuk memperlambat penyebaran telah memberi dunia waktu untuk bersiap menghadapi epidemi, kata Geng.
"Kami berharap bahwa beberapa pejabat di AS saat ini akan memusatkan energi mereka untuk menanggapi virus dan mempromosikan kerja sama, dan bukan untuk mengalihkan kesalahan ke China," katanya.
Rekayasa
Dikutip dari South China Morning Post, tagar "Zhao Lijian mengirimkan lima tweet berturut-turut yang mempertanyakan AS" trending dan telah dibaca lebih dari 4,7 juta kali di Weibo, Twitter China, pada Jumat siang, dengan banyak memuji retorika diplomat.
Beijing dalam beberapa hari terakhir semakin menolak klaim virus corona berasal dari China, meskipun kasus pertama dilaporkan di sana pada bulan Desember. Virus ini telah menyebar ke lebih dari 100 negara, dengan lebih dari 130.000 kasus di seluruh dunia dan lebih dari 4.900 kematian.
Rumor bahwa virus corona mungkin telah direkayasa di laboratorium kimia sebagai senjata biologis telah secara luas dibantah oleh para ilmuwan, yang menunjukkan bahwa susunan genetiknya tidak mendukung klaim semacam itu.
Para pejabat senior AS termasuk Presiden Donald Trump telah berusaha menggambarkan virus corona sebagai "virus asing", dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan para pemimpin Republik melangkah lebih jauh untuk memberi labelnya "virus Wuhan" atau "coronavirus China".
Zhao pekan lalu mengatakan kepada wartawan bahwa belum ada kesimpulan tentang asal-usul virus, dan mengatakan ada motif tersembunyi dengan menyebut virus itu berasal di China.
Dia mengutip pernyataan Zhong Nanshan, pakar pernapasan terkemuka China yang telah menjadi suara resmi tentang wabah itu, bahwa virus Corona mungkin bukan berasal dari China.