Bisnis.com, JAKARTA - Seluruh pertemuan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan ditangguhkan hingga 20 Maret mendatang setelah seorang anggota staf WTO terinfeksi COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona baru, demikian disampaikan Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo pada Selasa (10/3/2020).
"Kami memperhatikan kesehatan staf Sekretariat dan anggota kami dengan sangat serius, itulah sebabnya kami mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," ujar Azevedo, seperti dilaporkan Xinhua, Rabu (11/3/2020).
Dia menambahkan bahwa WTO akan terus memantau perkembangan kasus Corona tersebut. "Kami memantau situasi dengan sangat cermat dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan guna melindungi kesehatan dan keselamatan."
Azevedo mengatakan bahwa keputusan penangguhan tersebut akan ditinjau kembali sebelum akhir pekan depan.
WTO mengatakan dalam pernyataan bahwa pihaknya memiliki Satuan Tugas yang menangani coronavirus baru untuk memonitor perkembangan dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan dalam menanggapi situasi yang berkembang.
Tembus 113.000 Kasus
Total 203 kematian baru akibat COVID-19 dilaporkan di seluruh dunia dalam 24 jam terakhir pada Selasa (10/3) pagi, sehingga menambah jumlah kematian global menjadi 4.012, demikian menurut laporan harian yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa malam (10/3/2020).
Hingga Selasa (10/3) pukul 10.00 Waktu Eropa Timur (16.00 WIB), sebanyak 113.702 kasus terkonfirmasi COVID-19 dilaporkan di seluruh dunia, meningkat 4.125 kasus dari hari sebelumnya. Dari angka infeksi baru tersebut, 4.105 di antaranya terjadi di luar China.
Brunei, Mongolia, Siprus, Guernsey, dan Panama telah melaporkan kasus COVID-19 untuk kali pertama, sehingga jumlah total negara dan kawasan yang terjangkitcoronavirusbaru menjadi 109.
Selain itu, WHO merevisi klasifikasi penularan di Makedonia Utara, Polandia, Pakistan dari "kasus impor saja" menjadi "penularan lokal", sehingga menambah jumlah negara dan kawasan yang mencatatkan penularan lokal menjadi 61 di samping China.