Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia melonjak tajam dalam dua hari terakhir.
Kondisi ini memaksa pemerintah meningkatkan upaya pelacakan terhadap orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan orang-orang yang telah dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut.
Pada Minggu (8/3/2020), jumlah positif Covid-19 di wilayah Tanah Air sebanyak 6 orang. Kemudian pada Senin (9/3/2020) sore, pemerintah mengumumkan 13 pasien tambahan, sehingga totalnya naik lebih dari 100 persen, atau menjadi 19 orang.
Juru bicara penanganan Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto mengatakan upaya pelacakan dilakukan dengan mendata seluruh kontak dekat pasien tercatat. Selanjutnya pemerintah mengidentifikasi gejala yang timbul dari setiap kontak dekat setelah bertemu dengan pasien.
"Bagaimana cara mengendalikan penyebaran, dengan menemukan kasus positif lalu isolasi," kata Yuri di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Setidaknya saat ini pemerintah mengelompokan potensi penyebaran berdasarkan temuan kasus. Seperti kasus pertama disebut sebagai klaster Jakarta yang diduga telah menularkan kepada 5 orang. Sebanyak 2 di antaranya adalah warga negara asing.
Kemudian kasus pertama juga memunculkan subklaster. Kasus 03 dan 04 yang diduga terinfeksi kasus 01, memiliki kelompok masing-masing yang diduga berpotensi terpapar.
Selanjutnya kasus 14 yang terinfeksi saat berada di luar negeri juga berpotensi menjadi subklaster baru. Pasalnya, sebelum masuk ruang isolasi, yang bersangkutan sempat melakukan perawatan mandiri sekitar 3 hari di rumahnya. "Kasus 14 awalnya tidak curiga terpapar, karena gejala yang dia rasakan seperti influenza pada umumnya," kata Yuri.
Namun tidak semua pasien baru yang membawa Covid-19 dari negara lain menjadi klaster. "Manakala kontaknya terbatas pada keluarga biasanya kami tidsk mengidentifikasi ini sebagai klaster," kata Yuri.
Yuri menegaskan tidak semua orang yang melalukan kontak dekat dengan pasien Covid-19 berpotensi terinfeksi. Pemeriksaan secara komprehensif diperlukan untuk memastikan hal tersebut
Pelacakan atau tracing itu, kata Yuri, sepenuhnya diserahkan kepada dinas kesehatan (dinkes) di wilayah terkait. Dinkes dinilai sangat paham dengan kondisi masyarakat di wilayahnya.
Namun, Yuri mengatakan bahwa pembaruan data dari hasil penesuluran tidak dapat semuanya dipublikasikan. Pasalnya, dia beralasan respons masyarakat Indonesia sangat bervariasi terhadap wabah Covid-19.
Hal itu disebabkan pemahaman masyarakat belum seragam soal wabah virus tersebut. Ini pun menjadi tugas pemerintah melakukan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat.
Sementara itu hingga Selasa (10/3/2020) siang, Indonesia tercatat memiliki 19 pasien Covid-19. Seluruhnya berada di ruang isolasi rumah sakit di Jakarta dan luar Jakarta.
Sebanyak 2 di antaranya adalah warga negara asing, sedangkan 8 lainnya diduga membawa Covid-19 saat berpergian ke luar negeri atau tengah berkerja di luar negeri. Sisanya diduga terinfeksi karena terkait dengan kasus pertama dan turunannya.
Hingga, Minggu (8/3/2020), Kementerian Kesehatan telah meneliti 620 spesimen terkait pengendalian wabah Covid-19 dari 25 provinsi. Sebanyak 19 di antaranya dinyatakan positif dan 5 lainnya tergolong suspect atau diduga terinfeksi, tetapi masih membutuh observasi lebih lanjut.
Yuri masih menunggu hasil pemeriksaan. Rencananya Selasa (10/3/2020) sore, akan mengumumkan hasil pemeriksaan spesimen teranyar.